Apakah Franchise Termasuk UMKM? Ini Penjelasan Lengkapnya

Franchise atau waralaba menjadi salah satu model bisnis yang semakin digemari di Indonesia. Dengan sistem yang telah terbukti, banyak pelaku usaha memilih jalur ini sebagai solusi cepat untuk membangun bisnis. Namun, pertanyaan muncul: apakah franchise termasuk dalam kategori UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)?
Franchise dapat dikategorikan sebagai UMKM apabila memenuhi kriteria omzet dan aset yang telah ditetapkan dalam regulasi nasional. Artikel ini akan mengulas dasar hukum klasifikasi UMKM, contoh franchise yang termasuk UMKM, serta strategi bagi pelaku usaha franchise agar dapat naik kelas dan berkembang secara berkelanjutan.
Definisi UMKM dan Posisi Franchise dalam Kategori Tersebut
Klasifikasi UMKM diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, yang menggolongkan usaha berdasarkan skala aset dan omzet tahunan. Adapun pengelompokan UMKM sebagai berikut:
- Usaha Mikro: Memiliki pendapatan tahunan maksimal Rp300 juta, dan nilai aset tidak melebihi Rp50 juta. Biasanya dijalankan secara sederhana dan bersifat rumahan.
- Usaha Kecil: Pendapatan tahunan antara Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar, dengan aset maksimal Rp500 juta. Sudah memiliki struktur yang lebih rapi dan potensi ekspansi.
- Usaha Menengah: Memiliki pendapatan antara Rp2,5 miliar hingga Rp50 miliar, dan aset tidak lebih dari Rp10 miliar. Operasional lebih kompleks dengan pasar yang lebih luas.
Franchise yang beroperasi dalam batasan-batasan tersebut bisa digolongkan sebagai UMKM franchise. Misalnya, franchise makanan ringan atau minuman kekinian yang hanya memiliki satu atau dua gerai dan modal terbatas, masih dapat dikategorikan sebagai usaha kecil atau usaha menengah.
Sebaliknya, franchise berskala besar seperti restoran cepat saji internasional, yang memiliki omzet tinggi dan investasi besar, umumnya sudah berada di kategori usaha besar. Oleh karena itu, penentuan status franchise sebagai UMKM tergantung pada skala usaha, bukan sekadar jenis model bisnisnya.
Strategi UMKM Franchise untuk Berkembang dan Naik Kelas
Agar UMKM franchise mampu tumbuh secara berkelanjutan dan bersaing di tengah tantangan pasar, berikut adalah strategi penting yang dapat diterapkan:
1. Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan
Kualitas menjadi fondasi utama dalam model waralaba. Menjaga konsistensi rasa, tampilan produk, hingga standar pelayanan merupakan hal krusial. Kepuasan pelanggan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas dan memperluas promosi dari mulut ke mulut.
Kualitas yang baik akan menjaga reputasi merek franchise dan mempercepat pertumbuhan usaha di berbagai wilayah.
2. Legalitas Usaha yang Lengkap dan Jelas
Aspek legalitas menjadi krusial bagi keberlangsungan dan kredibilitas bisnis. Pengusaha franchise perlu memastikan semua dokumen izin usaha, NIB, hingga perizinan waralaba dipenuhi secara resmi.
Bagi pelaku usaha yang ingin naik kelas, mengubah status bisnis menjadi Perseroan Terbatas (PT) bisa menjadi langkah strategis. Status PT tidak hanya meningkatkan kepercayaan investor, tetapi juga memperluas akses terhadap pembiayaan perbankan dan program pendanaan pemerintah.
3. Penerapan Strategi Digital Marketing
Dalam era digital, kehadiran online sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis. UMKM franchise disarankan untuk memanfaatkan:
- Media sosial untuk membangun interaksi dengan pelanggan
- Website resmi sebagai pusat informasi produk
- E-commerce dan layanan pesan-antar online untuk memperluas jangkauan
Penerapan digital marketing yang terstruktur akan membantu franchise meningkatkan visibilitas merek dan menjangkau pasar baru secara lebih luas dan hemat biaya.
4. Efisiensi Operasional dengan Teknologi
Penggunaan teknologi menjadi alat bantu penting dalam meningkatkan efisiensi. Sistem seperti Point of Sale (POS) dan software manajemen inventaris memungkinkan kontrol stok dan transaksi menjadi lebih rapi dan transparan.
Selain itu, penggunaan aplikasi keuangan dan manajemen karyawan juga akan memudahkan pengusaha dalam pengawasan bisnis sehari-hari.
5. Manajemen Keuangan yang Tertib dan Transparan
Manajemen keuangan menjadi jantung UMKM yang ingin berkembang. Pelaku franchise perlu melakukan:
- Pembukuan harian yang tertib
- Pengelolaan arus kas secara berkala
- Alokasi dana cadangan untuk keperluan mendesak atau ekspansi
Manajemen keuangan yang baik juga menjadi syarat utama dalam mengakses pembiayaan eksternal, baik dari perbankan maupun investor.
6. Rencana Ekspansi dan Skalabilitas Bisnis
Bagi franchise yang telah stabil dan konsisten, menyusun rencana ekspansi adalah langkah logis. Ekspansi bisa dilakukan secara vertikal (menambah varian produk) atau horizontal (menambah gerai di wilayah baru).
Namun, ekspansi perlu didasarkan pada kapasitas keuangan, kesiapan sumber daya manusia, dan kesiapan infrastruktur.
BACA JUGA: Alasan Kenapa Franchise Lebih Menguntungkan Daripada Membangun Usaha Dari Awal
Kesimpulan
Model UMKM franchise memiliki peluang besar untuk berkembang selama mampu memenuhi kriteria legal dan finansial yang ditetapkan oleh pemerintah. Skala usaha, bukan merek atau model bisnis semata, menjadi penentu apakah sebuah franchise tergolong UMKM.
Dengan manajemen yang tepat, peningkatan kualitas, serta adaptasi teknologi dan digitalisasi, UMKM franchise memiliki potensi untuk naik kelas dan bersaing di pasar nasional maupun internasional.