Loading...

Berita

Berita / Break-Even Point (BEP): Pengertian, Rumus, Dan Cara Menghitungnya

Break-Even Point (BEP): Pengertian, Rumus, Dan Cara Menghitungnya

Ditulis Oleh : editor
17/07/2025 15:28
Break-Even Point (BEP): Pengertian, Rumus, Dan Cara Menghitungnya

Break-Even Point (BEP) adalah titik di mana total pendapatan bisnis sama dengan total biaya, sehingga tidak ada keuntungan maupun kerugian. Konsep ini membantu pelaku usaha memahami jumlah penjualan minimum yang diperlukan untuk menutup semua biaya, baik tetap maupun variabel.

BEP menjadi alat strategis dalam perencanaan bisnis, penetapan harga, dan pengambilan keputusan investasi. Dengan memahami BEP, Anda dapat mengukur risiko bisnis dan menentukan target penjualan yang realistis.

Mengapa Break-Even Point Penting?

BEP memberikan gambaran jelas tentang kapan bisnis mulai menghasilkan laba. Dengan menghitung BEP, Anda bisa:

  • Menentukan target penjualan: Mengetahui berapa banyak produk atau jasa yang harus terjual untuk mencapai titik impas.
  • Mengatur harga jual: Memastikan harga produk menutup biaya dan mendukung profitabilitas.
  • Mengukur efisiensi operasional: Mengidentifikasi apakah biaya produksi terlalu tinggi dibandingkan pendapatan.
  • Merencanakan investasi: Menilai kelayakan finansial sebelum meluncurkan produk atau layanan baru.

Konsep ini sangat relevan untuk bisnis kecil, startup, hingga perusahaan besar yang ingin mengoptimalkan operasionalnya.

Komponen Break-Even Point

Untuk menghitung BEP, Anda perlu memahami tiga elemen utama:

  1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya yang tidak berubah, seperti sewa, gaji karyawan, atau asuransi. Biaya ini tetap ada meskipun tidak ada penjualan.
  2. Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya yang berfluktuasi sesuai volume produksi, seperti bahan baku atau ongkos kirim.
  3. Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit): Pendapatan yang diperoleh dari penjualan satu unit produk atau jasa.

Ketiga elemen ini menjadi dasar dalam rumus BEP, yang akan dibahas lebih lanjut.

Rumus Break-Even Point

BEP dapat dihitung dalam dua bentuk: unit (jumlah produk yang harus terjual) dan pendapatan (nilai rupiah penjualan). Berikut rumusnya:

  • BEP dalam Unit = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
  • BEP dalam Pendapatan = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel Total / Pendapatan Total))

Contoh Perhitungan BEP

Misalkan sebuah kafe memiliki:

  • Biaya tetap: Rp50.000.000 per bulan (sewa, gaji, utilitas).
  • Harga jual per cangkir kopi: Rp25.000.
  • Biaya variabel per cangkir: Rp10.000.

Langkah 1: Hitung BEP dalam Unit

BEP = Rp50.000.000 / (Rp25.000 – Rp10.000) = 3.333 cangkir kopi.
Artinya, kafe harus menjual 3.333 cangkir kopi per bulan untuk mencapai titik impas.

Langkah 2: Hitung BEP dalam Pendapatan

BEP = 3.333 x Rp25.000 = Rp83.325.000.
Kafe perlu pendapatan Rp83.325.000 per bulan untuk menutup semua biaya.

BEP dalam Bisnis Multi-Produk

Untuk bisnis dengan banyak produk, perhitungan BEP lebih kompleks karena melibatkan product mix. Anda bisa menghitung BEP per produk terlebih dahulu, lalu menjumlahkannya untuk mendapatkan BEP keseluruhan. Alternatifnya, gunakan rumus BEP gabungan:

BEP Gabungan (Pendapatan) = Total Biaya Tetap / (1 – (Total Biaya Variabel / Total Pendapatan)).

Faktor seperti perubahan campuran produk, alokasi sumber daya, atau efek kanibalisasi antarproduk harus diperhatikan agar hasil analisis akurat.

Cara Menggunakan BEP dalam Strategi Bisnis

  1. Penetapan Harga: Gunakan BEP untuk menentukan harga jual yang kompetitif sekaligus menutup biaya.
  2. Perencanaan Produksi: Sesuaikan volume produksi dengan target BEP untuk menghindari overproduksi.
  3. Analisis Risiko: BEP rendah menunjukkan risiko lebih kecil karena bisnis cepat mencapai titik impas.
  4. Evaluasi Produk Baru: Hitung BEP sebelum meluncurkan produk baru untuk memastikan kelayakan finansial.

Kelebihan dan Keterbatasan BEP

Kelebihan:

  • Mudah dipahami dan diterapkan.
  • Membantu pengambilan keputusan berbasis data.
  • Memberikan panduan untuk strategi harga dan penjualan.

Keterbatasan:

  • Mengasumsikan biaya dan pendapatan linier, yang tidak selalu realistis.
  • Tidak mempertimbangkan faktor eksternal seperti perubahan pasar atau kompetisi.
  • Kurang akurat untuk bisnis dengan struktur biaya kompleks.

BACA JUGA: Mengenal Apa itu Harga Pokok Penjualan (HPP)

Kesimpulan

Break-Even Point adalah alat penting untuk memahami kapan bisnis Anda mulai menghasilkan laba. Dengan menghitung BEP, Anda bisa membuat keputusan yang lebih tepat terkait harga, produksi, dan investasi.

Meski memiliki keterbatasan, analisis BEP tetap menjadi dasar yang kuat untuk perencanaan bisnis yang efektif. Gunakan rumus dan contoh di atas untuk menerapkannya pada usaha Anda.

Buka Outlet adalah platform terpercaya untuk menemukan franchise dan kemitraan autopilot yang menguntungkan. Dengan beragam pilihan bisnis yang telah teruji, Buka Outlet membantu Anda memulai usaha dengan risiko minim dan potensi laba maksimal. Cari tahu peluang terbaik untuk Anda sekarang!


Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung