7 Franchise Di Bali Terbaik Dan Laris Untuk Investasi 2025

Bali bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga ladang subur untuk bisnis franchise. Dengan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh sektor pariwisata dan tingginya jumlah pengunjung (lokal maupun internasional), pulau ini menawarkan peluang emas untuk investor yang ingin menjalankan bisnis dengan sistem kemitraan.

Artikel ini akan mengulas tujuh franchise di Bali yang terbukti laris dan menguntungkan, berfokus pada tren kuliner, minuman, dan retail yang relevan untuk tahun 2025.

Mengapa Franchise di Bali Menjanjikan?

Bali memiliki keunggulan kompetitif untuk bisnis franchise. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, kunjungan wisatawan pada 2024 mencapai 5,2 juta orang, meningkat 15% dari tahun sebelumnya. Lonjakan ini mendorong permintaan akan kuliner, minuman, dan layanan ritel yang praktis.

Franchise menawarkan keuntungan seperti sistem operasional yang teruji, merek yang sudah dikenal, dan dukungan pemasaran, sehingga cocok untuk pemula maupun investor berpengalaman. Namun, memilih franchise yang tepat di Bali membutuhkan pemahaman tentang tren lokal, target pasar, dan potensi skalabilitas.

Berikut adalah tujuh rekomendasi franchise di Bali yang layak dipertimbangkan, lengkap dengan estimasi modal, keunggulan, dan alasan mengapa mereka laris di pasar Bali.

1. Kebab Turki Baba Rafi

Kebab Turki Baba Rafi adalah salah satu franchise kuliner terbesar di dunia dengan lebih dari 1.300 outlet di Indonesia. Di Bali, brand ini populer di kalangan wisatawan dan masyarakat lokal karena cita rasa global yang tetap cocok dengan lidah Indonesia.

• Modal Awal: Mulai dari Rp50 juta (tergantung paket kemitraan, seperti booth atau kios).
• Keunggulan: Sistem operasional yang matang, pelatihan komprehensif, dan variasi menu (kebab, roti, minuman). Lokasi strategis seperti Kuta dan Denpasar meningkatkan potensi penjualan.
• Mengapa Laris di Bali: Harga terjangkau (Rp15.000–Rp30.000 per porsi) dan konsep grab-and-go cocok untuk wisatawan yang mencari makanan cepat saji.

Tips: Pilih lokasi di area ramai seperti Seminyak atau Canggu untuk menarik wisatawan mancanegara.

2. Janji Jiwa

Janji Jiwa, brand kopi kekinian, memiliki lebih dari 900 outlet di Indonesia dan terus berkembang di Bali. Menu kopi susu dan minuman berbasis teh menarik perhatian milenial dan Gen Z.

• Modal Awal: Rp75 juta (paket standar) hingga Rp200 juta (paket lengkap).
• Keunggulan: Branding kuat, fokus pada kualitas bahan baku, dan integrasi dengan platform pesan antar seperti GoFood.
• Mengapa Laris di Bali: Kopi kekinian adalah tren abadi di kalangan anak muda dan ekspatriat di Bali. Outlet di Ubud dan Canggu sering ramai karena konsep Instagramable.

Tips: Manfaatkan media sosial untuk promosi visual, seperti foto minuman dengan latar estetik Bali.

3. Es Teh Nusantara

Es Teh Nusantara menawarkan minuman teh dengan variasi rasa modern seperti taro dan milk tea. Franchise ini cocok untuk pasar Bali yang menyukai minuman ringan dan terjangkau.

• Modal Awal: Rp3,8 juta (promo) hingga Rp10 juta (paket premium).
• Keunggulan: Modal rendah, peralatan lengkap (booth, cup sealer, bahan baku untuk 200–600 porsi), dan tanpa royalti fee.
• Mengapa Laris di Bali: Harga jual mulai dari Rp6.000 menarik wisatawan domestik dan pelajar. Lokasi di dekat kampus atau pasar malam seperti di Gianyar sangat potensial.

Tips: Tambahkan varian lokal seperti es teh kelapa muda untuk menarik pelanggan lokal.

4. Bakso Benhil

Bakso Benhil dikenal dengan cita rasa otentik dan harga bersahabat. Franchise ini telah memiliki ratusan outlet di Indonesia, termasuk di Bali.

• Modal Awal: Rp35 juta (paket siap jual, termasuk gerobak dan peralatan).
• Keunggulan: SOP jelas, pelatihan mitra, dan bahan baku standar. Cocok untuk pemula karena operasionalnya sederhana.
• Mengapa Laris di Bali: Bakso adalah comfort food yang digemari semua kalangan. Lokasi di Denpasar atau Tabanan bisa menarik pelanggan lokal.

Tips: Fokus pada kebersihan dan pelayanan cepat untuk bersaing dengan warung bakso tradisional.

5. Coco Mart (Coco Group)

Coco Mart adalah franchise retail yang menawarkan produk oleh-oleh khas Bali, makanan ringan, dan kebutuhan wisatawan. Ini adalah bagian dari Coco Group Bali yang sedang ekspansi.

• Modal Awal: Mulai dari Rp100 juta (tergantung skala outlet).
• Keunggulan: Gratis biaya franchise selamanya, dukungan promosi ke ribuan member Coco Group, dan sistem teknologi untuk pelaporan keuangan.
• Mengapa Laris di Bali: Wisatawan sering mencari oleh-oleh di lokasi strategis seperti Bandara Ngurah Rai atau Kuta. Produk lokal seperti pie susu dan kacang Bali meningkatkan daya tarik.

Tips: Integrasikan penjualan online melalui Shopee atau Tokopedia untuk menjangkau pelanggan di luar Bali.

6. Sabana Fried Chicken

Sabana Fried Chicken menawarkan ayam goreng tepung dengan harga kompetitif, menyasar pasar menengah ke bawah.

• Modal Awal: Rp20 juta (paket dasar).
• Keunggulan: Modal terjangkau, operasional sederhana, dan cocok untuk lokasi dekat kampus atau perumahan.
• Mengapa Laris di Bali: Harga mulai dari Rp8.000 per porsi menarik pelajar dan pekerja lokal. Outlet di Denpasar dan Badung memiliki potensi omzet hingga Rp20 juta per bulan.

Tips: Kombinasikan dengan menu lokal seperti sambal matah untuk menyesuaikan selera Bali.

7. Menantea

Menantea, didirikan oleh Jerome Polin, menawarkan minuman teh modern dengan camilan. Brand ini telah hadir di Bali, khususnya di Denpasar dan Badung.

• Modal Awal: Rp125 juta–Rp175 juta.
• Keunggulan: Branding yang kuat melalui media sosial, variasi menu (teh, milk tea, camilan), dan pelatihan mitra.
• Mengapa Laris di Bali: Pengaruh influencer dan konsep kekinian menarik wisatawan muda. Outlet di area turis seperti Legian sangat potensial.

Tips: Manfaatkan TikTok untuk promosi dengan konten kreatif yang menonjolkan suasana Bali.

Faktor Keberhasilan Franchise di Bali

Keberhasilan franchise di Bali bergantung pada beberapa faktor:

1. Lokasi Strategis: Pilih area dengan lalu lintas tinggi seperti Kuta, Seminyak, atau Ubud untuk menarik wisatawan. Untuk pasar lokal, Denpasar dan Gianyar lebih ideal.
2. Adaptasi Lokal: Sesuaikan menu dengan cita rasa Bali, seperti menambahkan sambal matah atau kelapa muda.
3. Digitalisasi: Manfaatkan platform pesan antar (GoFood, GrabFood) dan media sosial untuk memperluas jangkauan. Menurut riset, 70% konsumen di Bali memesan makanan secara online.
4. Sertifikasi Halal: Untuk menarik pasar domestik yang mayoritas Muslim, pastikan produk bersertifikasi halal.
5. Manajemen Operasional: Franchise dengan SOP jelas dan pelatihan mitra mengurangi risiko kegagalan.

Tantangan dan Solusi

Tantangan utama di Bali adalah persaingan ketat dan biaya sewa tempat yang tinggi, terutama di area turis. Solusinya adalah memilih franchise dengan modal rendah (seperti Es Teh Nusantara atau Sabana) atau lokasi di pinggiran kota dengan potensi pasar lokal. Selain itu, pastikan kontrak kemitraan jelas mengenai royalti dan dukungan franchisor untuk menghindari kerugian.

Kesimpulan

Franchise di Bali menawarkan peluang besar bagi investor yang ingin memanfaatkan pasar pariwisata dan lokal. Dari kuliner seperti Kebab Turki Baba Rafi dan Bakso Benhil hingga retail seperti Coco Mart, pilihan di atas terbukti laris dan relevan untuk tren 2025. Dengan mempertimbangkan lokasi, adaptasi lokal, dan strategi digital, Anda dapat memaksimalkan potensi keuntungan. Pilih franchise yang sesuai dengan modal dan minat Anda, lalu lakukan riset mendalam sebelum menandatangani kontrak.

Buka Outlet adalah solusi terpercaya untuk menemukan franchise autopilot dan kemitraan di Bali. Dengan daftar brand terkurasi, informasi modal transparan, dan dukungan konsultasi, Buka Outlet membantu Anda memulai bisnis dengan risiko minim. Temukan peluang cuan harian dan wujudkan impian jadi pengusaha sukses di Pulau Dewata sekarang!