Loading...

Berita

Berita / Cash And Carry - Pengertian, Keunggulan, Dan Perbedaannya Dengan Retail

Cash And Carry - Pengertian, Keunggulan, Dan Perbedaannya Dengan Retail

Ditulis Oleh : Admin SEO
24/04/2025 19:20
Cash And Carry - Pengertian, Keunggulan, Dan Perbedaannya Dengan Retail

Cash and Carry - Pengertian, Keunggulan, dan Perbedaannya dengan Retail

Dalam dunia bisnis, terdapat berbagai model perdagangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan konsumen. Dan diantaranya yang cukup banyak dikenal terutama di sektor grosir, adalah cash and carry. Istilah ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi model ini telah menjadi tulang punggung banyak bisnis, khususnya yang bergerak di bidang B2B (business to business). Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian cash and carry, sejarahnya, keunggulan, kekurangan, serta Perbedaan Cash and Carry dengan Retail secara jelas dan menarik. Dengan pemahaman lebih akan konsep ini, dapat memberikan wawasan apakah model cash and carry cocok untuk kebutuhan bisnis Anda.

Apa Itu Cash and Carry?

Cash and carry adalah model bisnis grosir yang berfokus pada penjualan barang dalam jumlah besar dengan sistem pembayaran tunai dan pengambilan langsung oleh pelanggan. Istilah "cash and carry" sendiri merujuk pada konsep di mana pelanggan membayar secara langsung (cash) dan membawa barang sendiri (carry) tanpa layanan kredit atau pengiriman. Berbeda dengan model grosir tradisional yang mungkin menawarkan kredit atau pengiriman, cash and carry menekankan transaksi cepat, pembayaran langsung, dan pengambilan barang di tempat. Model ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1937 sebagai strategi perdagangan untuk memfasilitasi pembelian barang dalam jumlah besar oleh pelaku usaha, terutama di sektor B2B (business-to-business).. Saat itu, AS memperkenalkan kebijakan perdagangan yang memungkinkan negara lain membeli barang Amerika dengan syarat pembayaran tunai di AS dan pengambilan barang menggunakan kapal non-Amerika. Kebijakan ini bertujuan untuk mendukung perdagangan selama masa perang tanpa melibatkan AS secara langsung. Seiring waktu, konsep cash and carry berkembang dan diadopsi di Eropa pada tahun 1960-an oleh Otto Beisheim, pendiri Metro AG, yang mempopulerkan model ini dalam format grosir modern. Dalam praktiknya, toko cash and carry berfungsi seperti supermarket besar yang khusus melayani pelaku usaha. Pelanggan harus terdaftar sebagai anggota atau memiliki nomor NPWP (di Indonesia) untuk berbelanja, memastikan bahwa transaksi dilakukan untuk keperluan bisnis. Barang yang dijual biasanya beragam, mulai dari bahan makanan, peralatan dapur, hingga kebutuhan rumah tangga, dengan harga yang lebih rendah karena pembelian dilakukan dalam jumlah besar.

Ciri-Ciri Utama Cash and Carry

Untuk lebih memahaminya lebih jelas, berikut merupakan ciri-ciri utamanya:
  1. Pembayaran Tunai: Transaksi dilakukan secara langsung, baik menggunakan uang tunai, kartu kredit, maupun pembayaran digital. Tidak ada opsi kredit atau pembayaran tempo.
  2. Pengambilan Barang Sendiri: Pelanggan bertanggung jawab untuk mengangkut barang yang dibeli tanpa layanan pengiriman dari toko.
  3. Pembelian dalam Jumlah Besar: Barang dijual dalam kemasan besar atau satuan grosir, cocok untuk kebutuhan bisnis seperti restoran atau toko kelontong.
  4. Keanggotaan: Banyak toko cash and carry mensyaratkan pelanggan untuk mendaftar sebagai anggota, memastikan hanya pelaku usaha yang berbelanja.
  5. Harga Kompetitif: Karena tidak ada biaya tambahan seperti pengiriman atau kredit, harga barang cenderung lebih murah dibandingkan retail.

Keunggulan Cash and Carry

Model cash and carry menawarkan sejumlah keunggulan yang membuatnya diminati oleh pelaku usaha, terutama UKM. Berikut adalah beberapa kelebihannya:
  • Efisiensi Biaya: Dengan menghilangkan perantara seperti distributor dan biaya pengiriman, cash and carry memungkinkan pelaku usaha mendapatkan barang dengan harga lebih rendah. Ini meningkatkan margin keuntungan saat barang dijual kembali.
  • Fleksibilitas Pembelian: Pelanggan dapat membeli barang sesuai kebutuhan tanpa terikat kontrak atau jumlah minimum tertentu, tidak seperti grosir tradisional yang sering mensyaratkan pembelian dalam jumlah besar.
  • Pengelolaan Stok yang Mudah: Karena barang dibayar dan diambil langsung, pelaku usaha dapat mengelola stok secara real-time tanpa khawatir tentang piutang atau keterlambatan pengiriman.
  • Beragam Produk: Toko cash and carry biasanya menawarkan berbagai macam produk, mulai dari bahan makanan hingga peralatan, memungkinkan pelaku usaha memenuhi kebutuhan dalam satu tempat.
  • Transaksi Cepat: Sistem pembayaran tunai dan pengambilan barang langsung mengurangi waktu tunggu, cocok untuk bisnis yang membutuhkan pasokan cepat.

Kekurangan Cash and Carry

Meskipun memiliki banyak keunggulan, cash and carry juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:
  • Keterbatasan Pengembalian Barang: Banyak toko cash and carry memiliki kebijakan pengembalian yang ketat, terutama untuk barang makanan, sehingga pelanggan harus yakin dengan pembelian mereka.
  • Biaya Keanggotaan: Beberapa toko mensyaratkan biaya keanggotaan tahunan, yang mungkin menjadi beban tambahan bagi usaha kecil.
  • Transportasi: Pelanggan harus mengatur sendiri transportasi barang, yang bisa menjadi tantangan jika membeli dalam jumlah besar atau barang berukuran besar.
  • Modal Awal: Karena pembayaran dilakukan di muka, pelaku usaha harus memiliki modal yang cukup untuk membeli stok dalam jumlah besar.

Perbedaan Cash and Carry dengan Retail

Meskipun keduanya merupakan model perdagangan, cash and carry dan retail memiliki perbedaan mendasar dalam hal target pasar, cara operasi, dan tujuan bisnis. Berikut adalah perbandingan rinci antara keduanya:
Aspek Cash and Carry Retail
Target Pelanggan Pelaku usaha (B2B), seperti pedagang, warung, atau restoran. Konsumen akhir (B2C), seperti rumah tangga atau individu.
Jenis Transaksi Pembayaran tunai, pengambilan barang sendiri, tanpa kredit. Pembayaran fleksibel, termasuk kredit atau cicilan, dengan opsi pengiriman.
Jumlah Pembelian Dalam jumlah besar, biasanya grosir. Dalam jumlah kecil hingga sedang, untuk kebutuhan pribadi.
Harga Lebih murah karena grosir dan tanpa biaya tambahan. Lebih mahal karena ada biaya operasional seperti display dan pelayanan.
Keanggotaan Sering membutuhkan pendaftaran atau NPWP. Tidak memerlukan keanggotaan, terbuka untuk umum.
Layanan Minim layanan tambahan, fokus pada efisiensi. Menawarkan layanan seperti pengiriman, garansi, atau kemasan menarik.
Contoh Toko Atacadão, A1 Cash and Carry, Metro Cash & Carry. Alfamart, Indomaret, Carrefour.

Penjelasan Perbedaan Utama

  1. Tujuan Bisnis: Cash and carry bertujuan menyediakan barang dalam jumlah besar dengan harga murah untuk keperluan bisnis, sedangkan retail fokus pada pengalaman belanja konsumen akhir dengan kemudahan dan kenyamanan.
  2. Skala Pembelian: Dalam cash and carry, pelanggan biasanya membeli dalam jumlah besar untuk stok usaha, sementara retail melayani kebutuhan harian atau mingguan konsumen.
  3. Efisiensi Operasional: Cash and carry mengurangi biaya operasional dengan menghilangkan layanan seperti pengiriman atau kredit, sedangkan retail mengutamakan pelayanan pelanggan, seperti kemasan menarik atau promosi.
  4. Aksesibilitas: Toko cash and carry sering kali terletak di kawasan industri atau pinggiran kota, sedangkan toko retail berada di lokasi yang mudah diakses, seperti pusat perbelanjaan atau pemukiman.

Contoh Penerapan Cash and Carry di Indonesia

Di Indonesia, model cash and carry semakin populer, terutama di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah. Beberapa contoh toko yang menerapkan model ini adalah:
  • Lotte Grosir: Menawarkan berbagai produk grosir untuk pelaku usaha, seperti bahan makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga.
  • Makro (sebelumnya): Salah satu pelopor cash and carry di Indonesia, meskipun kini telah diakuisisi oleh Lotte.
  • Toko Grosir Lokal: Banyak pasar grosir tradisional di Indonesia, seperti Pasar Tanah Abang atau Pasar Gedebage, juga menerapkan prinsip cash and carry secara tidak formal.

Tips Sukses Berbelanja di Cash and Carry

Untuk memaksimalkan manfaat dari model cash and carry, berikut adalah beberapa tips bagi pelaku usaha:
  1. Rencanakan Pembelian: Buat daftar kebutuhan untuk menghindari pembelian impulsif dan memastikan stok sesuai kebutuhan.
  2. Manfaatkan Promosi: Banyak toko cash and carry menawarkan diskon atau promo mingguan, yang dapat menghemat biaya.
  3. Siapkan Transportasi: Pastikan Anda memiliki kendaraan yang cukup untuk mengangkut barang, terutama jika membeli dalam jumlah besar.
  4. Gunakan Teknologi: Beberapa toko cash and carry modern, seperti Lotte Grosir, memiliki situs web atau aplikasi untuk memeriksa stok dan harga sebelum berbelanja.
  5. Kelola Keuangan: Gunakan software akuntansi seperti Kledo POS untuk mencatat transaksi dan mengelola stok secara efisien, sehingga Anda dapat memantau keuntungan dengan lebih baik.
Cash and carry adalah model bisnis grosir yang menawarkan efisiensi, harga kompetitif, dan fleksibilitas bagi pelaku usaha. Dengan sistem pembayaran tunai dan pengambilan barang langsung, model ini membantu UKM mengelola stok tanpa risiko piutang atau keterlambatan pengiriman. Meskipun memiliki kekurangan, seperti kebutuhan modal awal dan transportasi, cash and carry tetap menjadi pilihan ideal untuk bisnis yang ingin mengoptimalkan biaya dan mempercepat operasional. Dibandingkan dengan retail, cash and carry lebih cocok untuk kebutuhan B2B dengan fokus pada pembelian grosir, sedangkan retail menargetkan konsumen akhir dengan pengalaman belanja yang lebih personal. Dengan memahami Perbedaan Cash and Carry dengan Retail ini, pelaku usaha dapat memilih model yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika Anda seorang pengusaha yang ingin memperluas bisnis dengan biaya lebih rendah, pertimbangkan untuk memanfaatkan cash and carry dan dukung operasional Anda dengan teknologi seperti Kledo POS untuk hasil yang lebih optimal.  

Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung