Franchise Kebab Low Budget Bisa Untung Jutaan! Tapi Pahami Sebelum Join

Mengapa Bisnis Kebab Jadi Pilihan Banyak UMKM?
Kebab telah menjadi salah satu makanan cepat saji yang punya tempat tersendiri di hati konsumen Indonesia. Selain praktis dan bisa dinikmati siapa saja, brand kebab lokal berkembang sangat cepat, menjadikannya salah satu pilihan franchise kuliner favorit saat ini.
Untuk kamu seperti Arief—yang sudah berpengalaman dalam usaha makanan rumahan dan ingin naik kelas lewat waralaba yang sudah mapan—franchise kebab bisa jadi opsi yang realistis dan menarik.
Tapi sebelum terjun, penting banget memahami: berapa modal awal yang dibutuhkan, seberapa besar peluang keuntungannya, dan tentu saja apa saja tantangan atau risiko pasar yang harus diantisipasi.
1. Kebab Turki Baba Rafi – Raja Franchise Kebab
Baba Rafi merupakan brand pionir dan pemain terbesar di pasar kebab Indonesia, bahkan sudah ekspansi ke luar negeri. Kalau kamu cari waralaba kebab yang sudah terbukti secara sistem dan branding, inilah salah satu yang terdepan.
Investasi awalnya cukup variatif, tergantung model booth:
-
Rp75 juta untuk Black Booth (outlet standar)
-
Rp150 juta–Rp200 juta untuk Container
-
Hingga Rp300 juta untuk Café Container
Dari sisi pendapatan, omzet rata-rata yang dilaporkan oleh mitra berkisar di angka Rp80 juta–Rp85 juta per bulan, atau sekitar Rp2,5 juta per hari.
Keuntungan bersih setelah dipotong biaya operasional dan royalti (sekitar 5%) biasanya ada di kisaran Rp16 juta–Rp21 juta per bulan.
Payback period atau masa balik modalnya rata-rata antara 1,2 hingga 1,5 tahun, tergantung lokasi dan performa outlet.
Namun, karena sistemnya sudah mapan, kamu juga harus siap mengikuti aturan franchisor secara ketat, termasuk membeli bahan baku dari pusat dan mengikuti standar operasional yang telah ditetapkan.
2. Kebab Arofah & Arabian Kebab – Alternatif Syariah dan Harga Menengah
Untuk kamu yang ingin waralaba dengan nuansa Islami atau syariah-based, Arofah Kebab dan Arabian Kebab bisa jadi opsi menarik.
Modal awal kemitraan berkisar di angka:
-
Rp35 juta–Rp75 juta untuk Arofah Kebab
-
Rp35 juta–Rp70 juta untuk Arabian Kebab
Kelebihannya: beberapa paket tidak mewajibkan royalti bulanan, atau menerapkan sistem profit sharing yang adil. Ini cocok untuk pebisnis pemula yang tidak ingin terlalu dibebani potongan rutin.
Meski belum sebesar Baba Rafi dalam hal branding, kedua brand ini mulai dikenal di pasar lokal dan cukup aktif menjangkau wilayah pinggiran kota dan kabupaten.
3. Black Kebab, Kebab Monster, Istanbul Kebab – Budget-friendly dan Fleksibel
Kalau modalmu terbatas di bawah Rp50 juta, kamu bisa mempertimbangkan beberapa brand kebab lokal yang menawarkan kemitraan dengan sistem lebih fleksibel dan terjangkau, seperti:
-
Black Kebab – modal mulai Rp25 juta
-
Kebab Monster – sekitar Rp30 juta–Rp50 juta
-
Istanbul Kebab – sekitar Rp20 juta–Rp40 juta
Mayoritas dari brand ini cocok untuk kamu yang ingin membuka booth kecil di depan rumah, pinggir jalan, minimarket, atau area kampus.
Beberapa di antaranya juga tidak mengenakan biaya royalti dan memberi kebebasan lebih untuk operasional harian, walaupun tentu dukungan dan skala brand-nya tidak sekuat pemain besar seperti Baba Rafi.
Apa Risiko Bisnis Franchise Kebab?
Meskipun peluangnya besar, bukan berarti tanpa risiko. Berikut beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum beli franchise kebab:
1. Lokasi Tidak Strategis
Makanan cepat saji seperti kebab sangat tergantung pada lalu lintas orang. Lokasi yang sepi atau tidak terlihat bisa membuat omzet harian jauh dari target.
2. Kompetisi Tinggi
Dengan banyaknya pemain di kategori kebab, kamu harus punya nilai jual berbeda, baik dari sisi rasa, harga, atau tampilan booth.
3. Biaya Operasional Tersembunyi
Beberapa franchisor mewajibkan beli bahan baku dari pusat dengan harga lebih tinggi dari pasaran, atau ada biaya tidak terduga seperti biaya pengiriman bahan, maintenance sistem, dan lain-lain.
4. Ketergantungan pada Brand
Franchise memang menawarkan sistem siap pakai, tapi kamu jadi kurang fleksibel jika ingin berinovasi. Semua perubahan menu, harga, hingga promo, harus sesuai arahan pusat.
Tips Memilih Franchise Kebab yang Cocok Buatmu
Agar tidak salah langkah, berikut beberapa panduan memilih franchise kebab:
-
Cek pengalaman mitra sebelumnya. Cari tahu testimoni jujur di media sosial atau forum bisnis.
-
Tanyakan detail biaya bulanan dan royalti. Jangan hanya fokus pada modal awal.
-
Perhatikan fleksibilitas sistem. Apakah kamu bisa menyesuaikan jam operasional, bentuk booth, atau lokasi?
-
Pilih brand sesuai kekuatan pasar lokal. Di kota kecil, brand besar belum tentu lebih unggul jika harga produknya tidak terjangkau.
Kesimpulan
Franchise kebab bisa menjadi pintu masuk yang menjanjikan bagi pelaku UMKM seperti Arief yang ingin naik kelas. Mulai dari brand besar seperti Baba Rafi, hingga opsi middle dan low budget seperti Arabian Kebab, Kebab Monster, dan Istanbul Kebab, semuanya memiliki potensi dan tantangan masing-masing.
Modal awal bervariasi dari Rp20 juta hingga Rp300 juta, dengan potensi omzet dan keuntungan bersih yang bisa mencapai belasan juta per bulan—asal lokasi, manajemen, dan pelayanan dijalankan dengan baik.
Ingat: bukan soal seberapa terkenal brand-nya, tapi seberapa cocok sistemnya dengan kekuatan dan pasar lokalmu.
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Franchise Kebab
1. Apa franchise kebab paling terjangkau di Indonesia?
Beberapa brand seperti Kebab Monster dan Istanbul Kebab menawarkan kemitraan mulai dari Rp20 jutaan.
2. Apakah semua franchise kebab mengenakan royalti bulanan?
Tidak. Beberapa brand memberlakukan sistem tanpa royalti atau hanya profit sharing.
3. Berapa lama biasanya balik modal?
Dengan omzet stabil, franchise kebab bisa balik modal dalam 12–18 bulan tergantung lokasi dan efisiensi operasional.
4. Apakah bisa buka booth kebab di rumah?
Bisa, asal rumahmu berada di lokasi yang cukup ramai dan strategis.
5. Apakah harus punya pengalaman bisnis dulu?
Tidak harus, karena franchise umumnya memberikan pelatihan dan sistem siap pakai. Tapi pengalaman di dunia kuliner tentu jadi nilai plus.