Franchise Agreement: Pengertian, Contoh, Dan Hal Penting Yang Perlu Diketahui

Franchise Agreement adalah kontrak hukum yang mengikat antara franchisor (pemilik merek) dan franchisee (penerima waralaba). Dokumen ini mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam menjalankan bisnis waralaba.
Dalam perjanjian ini, franchisor memberikan izin kepada franchisee untuk menggunakan merek dagang, sistem operasional, dan model bisnisnya dengan imbalan biaya tertentu, seperti biaya awal (initial franchise fee) dan royalti berkelanjutan.
Tujuannya adalah memastikan konsistensi merek dan melindungi kekayaan intelektual franchisor sambil memberikan panduan operasional bagi franchisee.
Perjanjian waralaba bersifat mengikat secara hukum dan sering kali kompleks, mencakup detail seperti wilayah operasi, durasi kontrak, dan aturan penggunaan merek.
Di Amerika Serikat, misalnya, perjanjian ini diatur oleh Federal Trade Commission melalui Franchise Rule, yang mewajibkan franchisor menyediakan Franchise Disclosure Document (FDD) kepada calon franchisee minimal 14 hari sebelum penandatanganan kontrak.
Elemen Utama dalam Franchise Agreement
Berikut adalah beberapa elemen kunci yang biasanya ada dalam Franchise Agreement:
- Hak dan Kewajiban: Menjelaskan hak franchisee untuk menggunakan merek dagang, logo, dan sistem operasional franchisor, serta kewajiban seperti mematuhi panduan operasional dan menjaga standar kualitas.
- Wilayah Operasi: Menentukan wilayah geografis tempat franchisee beroperasi, sering kali dengan hak eksklusivitas untuk mencegah kompetisi dari franchisee lain dalam merek yang sama.
- Biaya dan Royalti: Merinci biaya awal, royalti bulanan (biasanya persentase dari pendapatan), dan biaya lain seperti iklan atau pelatihan.
- Durasi dan Pembaruan: Menyebutkan jangka waktu perjanjian (biasanya 5-10 tahun) dan syarat perpanjangan atau pengakhiran.
- Pelatihan dan Dukungan: Franchisor biasanya menyediakan pelatihan awal dan dukungan berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan operasional.
- Klausul Penghentian: Menjelaskan kondisi di mana perjanjian dapat diakhiri, misalnya karena pelanggaran atau kegagalan memenuhi kewajiban finansial.
- Hak Jual Kembali: Beberapa perjanjian mengatur hak franchisee untuk menjual atau mentransfer bisnisnya, sering kali dengan hak penolakan pertama (right of first refusal) untuk franchisor.
- Resolusi Sengketa: Menentukan mekanisme penyelesaian sengketa, seperti mediasi atau arbitrase, untuk menghindari litigasi.
Jenis-Jenis Franchise Agreement
Ada beberapa jenis Franchise Agreement yang umum digunakan, tergantung pada skala dan tujuan bisnis:
- Single-Unit Franchise Agreement: Franchisee diizinkan untuk mengoperasikan satu lokasi bisnis. Contoh: Seorang franchisee membuka satu gerai kopi Starbucks di kota tertentu.
- Multi-Unit Franchise Agreement: Franchisee berhak mengoperasikan beberapa lokasi dalam wilayah tertentu dengan jadwal pengembangan yang ditentukan.
- Area Development Agreement: Franchisee mendapatkan hak untuk mengembangkan sejumlah unit dalam wilayah geografis tertentu, sering kali dengan eksklusivitas wilayah.
- Master Franchise Agreement: Franchisee bertindak sebagai sub-franchisor, merekrut dan mendukung franchisee lain di wilayah tertentu, seperti dalam ekspansi internasional.
Contoh Franchise Agreement
Berikut adalah contoh sederhana dari Franchise Agreement berdasarkan skenario fiktif:
Sarah ingin membuka gerai kopi BrewMaster di kotanya. Dalam perjanjian waralaba, BrewMaster sebagai franchisor menetapkan:
- Biaya Awal: Sarah membayar $50.000 untuk menggunakan merek dan sistem BrewMaster.
- Royalti: 6% dari pendapatan bulanan, dibayarkan setiap tanggal 15.
- Durasi: Kontrak berlaku selama 10 tahun dengan opsi perpanjangan.
- Wilayah: Sarah mendapatkan hak eksklusif untuk beroperasi di kotanya tanpa kompetisi dari BrewMaster lain.
- Pelatihan: BrewMaster menyediakan pelatihan selama dua minggu di kantor pusat dan dukungan operasional berkelanjutan.
Klausul ini memastikan Sarah dapat menjalankan bisnis dengan merek BrewMaster sambil mematuhi standar operasional yang ditetapkan.
BACA JUGA: Perbedaan Franchise Fee Dan Royalty Fee
Mengapa Franchise Agreement Penting?
Franchise Agreement penting karena:
- Melindungi Merek: Franchisor dapat memastikan franchisee mematuhi standar merek untuk menjaga reputasi dan konsistensi.
- Klarifikasi Ekspektasi: Memberikan panduan jelas tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak, mengurangi potensi konflik.
- Keamanan Investasi: Franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan model bisnis yang telah terbukti, sementara franchisor menerima royalti sebagai imbalan.
- Resolusi Sengketa: Menyediakan mekanisme untuk menangani perselisihan, seperti mediasi atau arbitrase, untuk menghindari biaya litigasi yang mahal.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menandatangani Franchise Agreement
Sebelum menandatangani perjanjian waralaba, calon franchisee disarankan untuk:
- Konsultasi dengan Pengacara: Karena sifatnya yang mengikat secara hukum, konsultasikan dengan pengacara waralaba untuk memahami implikasi kontrak.
- Tinjau FDD: Pelajari Franchise Disclosure Document untuk memahami risiko, sejarah hukum franchisor, dan perkiraan investasi awal.
- Pahami Klausul Pembatasan: Perhatikan klausul seperti non-kompetisi atau pembatasan wilayah yang dapat memengaruhi operasi bisnis.
- Negosiasi: Meskipun beberapa perjanjian bersifat standar, negosiasi dapat dilakukan untuk syarat-syarat tertentu, terutama terkait biaya atau wilayah.
Kesimpulan
Franchise Agreement adalah landasan hubungan antara franchisor dan franchisee, mengatur hak, kewajiban, dan ekspektasi untuk memastikan kerja sama yang saling menguntungkan.
Dengan memahami elemen kunci dan jenis-jenis perjanjian, calon franchisee dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi. Selalu konsultasikan dengan profesional hukum sebelum menandatangani untuk memastikan semua aspek kontrak sesuai dengan tujuan bisnis Anda.