Ngopi, Nulis, Ngide: Peluang Emas Franchise Toko Buku & Co-Working Anak Muda
Anak muda masa kini tidak hanya mencari tempat untuk membaca atau bekerja — mereka mencari ruang untuk berkembang. Konsep franchise toko buku & co-working space hadir menjawab kebutuhan itu. Gabungan antara literasi, komunitas, dan produktivitas menjadikan konsep ini sangat potensial di kota besar maupun kota menengah yang mulai tumbuh ekosistem kreatifnya. Dulu toko buku hanya menjual buku. Kini, ia menjadi ruang interaksi dan inspirasi, tempat anak muda nongkrong produktif sambil menulis, berdiskusi, dan berjejaring.
Mengapa Konsep Toko Buku + Co-Working Menarik?
1. Perubahan Gaya Konsumsi Generasi Muda
Generasi milenial dan Gen Z tak lagi membeli buku hanya karena isi, tetapi karena pengalaman. Mereka ingin tempat yang instagramable, memiliki komunitas, dan atmosfer “nyaman tapi produktif”.
Toko buku yang menyediakan area baca, ruang kerja bersama, dan café kecil menjadi destinasi gaya hidup baru.
2. Potensi Komunitas yang Aktif
Toko buku dengan ruang co-working dapat menjadi pusat komunitas literasi, startup lokal, atau freelancer.
Kegiatan seperti book talk, workshop, open mic, hingga kelas kreatif bisa menjadi magnet pengunjung dan sumber penghasilan tambahan.
3. Pendapatan dari Multi-Stream
Franchise model ini tidak hanya bergantung pada penjualan buku, tetapi juga:
-
- Penyewaan ruang kerja harian/bulanan
-
- Penjualan makanan & minuman
-
- Event & workshop berbayar
-
- Penjualan merchandise atau produk kreatif
Dengan kata lain: lebih banyak pintu pemasukan, lebih besar potensi keuntungan.
Siapa Target Utamanya?
| -Segmen | -Karakteristik | -Alasan Tertarik |
|---|---|---|
| Mahasiswa & freelancer | Mobilitas tinggi, butuh tempat kerja fleksibel | Butuh ruang kerja santai & WiFi cepat |
| Pekerja remote | Bekerja lepas dari kantor | Ingin suasana produktif tapi tidak kaku |
| Komunitas literasi | Suka baca & menulis | Butuh tempat kumpul & kegiatan rutin |
| Anak muda kreatif | Hobi desain, nulis, ngonten | Tertarik pada suasana estetik & kreatif |
Keuntungan Memilih Model Franchise
-
Brand sudah dikenal – Lebih mudah menarik komunitas & pelanggan.
-
Sistem operasional siap pakai – Mulai dari desain interior, menu café, hingga software reservasi.
-
Dukungan promosi & event – Banyak franchise modern menyediakan marketing toolkit digital.
-
Pasar berkembang cepat – Tren kerja fleksibel, remote, dan komunitas literasi semakin meningkat.
Estimasi Modal & Potensi Balik Modal
| Komponen | Estimasi Biaya |
|---|---|
| Lisensi franchise & pelatihan | Rp 150 – 300 juta |
| Interior & desain ruang | Rp 200 – 400 juta |
| Peralatan café & co-working | Rp 100 – 250 juta |
| Modal kerja awal (3 bulan) | Rp 50 – 100 juta |
| Total estimasi awal | Rp 500 – 1 miliar |
Dengan manajemen dan lokasi yang tepat, ROI (Return on Investment) bisa tercapai dalam 18–30 bulan.
Strategi Lokasi Terbaik
-
- Dekat kampus atau area perkantoran startup
-
- Di pusat kota dengan akses transportasi mudah
-
- Memiliki parkir dan ruang terbuka kecil
-
- Area dengan aktivitas komunitas tinggi (Jakarta Selatan, Bandung, Yogyakarta, Malang, Denpasar)
Tips Sukses Menjalankan Franchise Toko Buku + Co-Working
-
Bangun komunitas aktif – Adakan acara rutin, book club, hingga live music kecil.
-
Kolaborasi dengan penerbit & kreator lokal.
-
Optimalkan kehadiran digital: gunakan media sosial, promosi TikTok, dan event online.
-
Ciptakan pengalaman personal: setiap cabang bisa punya “sentuhan lokal” agar tidak terasa kaku seperti waralaba besar.
-
Tambahkan layanan digital: e-book corner, podcast area, atau ruang virtual meeting.
Penutup
Franchise toko buku & co-working bukan sekadar tempat menjual buku atau menyediakan meja kerja — tapi wadah untuk menginspirasi generasi kreatif Indonesia.
Di tengah gaya hidup serba digital, ruang seperti ini justru menjadi tempat bernafas, berpikir, dan berjejaring.
Dengan strategi yang matang dan dukungan brand franchise yang tepat, kamu bukan hanya membuka tempat nongkrong baru, tapi juga membangun ruang untuk ide dan kolaborasi tumbuh.
