Loading...

Berita

Berita / 8 Kelemahan Usaha Barbershop Yang Sering Terlupakan

8 Kelemahan Usaha Barbershop Yang Sering Terlupakan

Ditulis Oleh : Admin Penulis
29/10/2025 17:05
8 Kelemahan Usaha Barbershop Yang Sering Terlupakan

Bisnis barbershop atau pangkas rambut premium telah menjamur di berbagai sudut kota dalam satu dekade terakhir. Tampilannya yang modern, interior yang maskulin, dan janji keuntungan harian membuat banyak orang tergiur untuk terjun ke dalamnya.

Namun, di balik citra bisnis yang trendi dan menguntungkan, tersimpan berbagai tantangan yang jarang dibicarakan. Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, sangat penting untuk memahami apa saja kelemahan usaha barbershop yang mungkin akan Anda hadapi.

Memahami Sisi Lain Bisnis Barbershop

Seperti industri jasa lainnya, barbershop adalah bisnis yang sangat bergantung pada sumber daya manusia dan kepuasan pelanggan. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh seberapa bagus potongan rambut yang dihasilkan, tetapi juga oleh seberapa baik Anda mengelola operasional, keuangan, dan persaingan.

Banyak pengusaha pemula gagal karena mereka hanya fokus pada estetika namun melupakan fondasi bisnis yang rapuh.

8 Kelemahan Usaha Barbershop yang Perlu Diantisipasi

Mari kita bedah satu per satu tantangan utama yang sering menjadi batu sandungan bagi para pemilik barbershop.

1. Persaingan Pasar yang Sangat Ketat

Kelemahan paling nyata adalah tingkat saturasi pasar. Hampir di setiap area komersial, Anda dapat dengan mudah menemukan barbershop. Persaingan tidak hanya datang dari barbershop premium lain yang sekelas, tetapi juga dari pangkas rambut tradisional yang menawarkan harga jauh lebih murah.

Untuk bertahan, Anda dipaksa untuk terus berinovasi, entah melalui konsep yang unik, pelayanan ekstra, atau perang harga. Ini tentu sangat menguras energi dan sumber daya.

2. Ketergantungan Tinggi pada Kapster (Barber)

Inilah kelemahan usaha barbershop yang paling fatal. Nyawa bisnis Anda ada di tangan kapster. Pelanggan seringkali loyal kepada individu kapster, bukan kepada brand barbershop Anda.

Jika kapster andalan Anda berhenti atau dibajak oleh pesaing, bersiaplah kehilangan sebagian besar pelanggan setia. Mencari pengganti yang memiliki keahlian setara, etos kerja yang baik, dan disukai pelanggan bukanlah perkara mudah.

3. Manajemen Operasional yang Rumit

Banyak yang mengira mengelola barbershop itu sederhana. Kenyataannya, operasional harian bisnis ini cukup kompleks. Anda harus mengelola jadwal booking pelanggan agar tidak bentrok atau menimbulkan antrean panjang.

Anda juga harus rutin melakukan manajemen inventaris. Stok pomade, sampo, aftershave, silet, dan produk perawatan lainnya harus selalu tersedia. Belum lagi urusan kebersihan, sterilisasi alat, dan perawatan kursi hidrolik yang membutuhkan perhatian detail setiap hari.

4. Biaya Sewa Lokasi yang Mahal

Barbershop adalah bisnis yang sangat bergantung pada lokasi. Anda memerlukan tempat yang mudah diakses, memiliki visibilitas tinggi, dan area parkir yang memadai. Lokasi seperti ini tentu memiliki biaya sewa yang sangat tinggi.

Beban sewa seringkali menjadi pengeluaran tetap (fixed cost) terbesar yang menggerogoti margin keuntungan Anda, terutama di bulan-bulan sepi.

5. Sensitif terhadap Tren Gaya Rambut

Industri gaya rambut pria bergerak sangat dinamis. Gaya fade, french crop, atau mullet yang populer hari ini mungkin akan tergantikan oleh tren baru tahun depan. Ini menuntut kapster Anda untuk terus mengasah kemampuan dan mengikuti tren.

Anda sebagai pemilik harus siap mengeluarkan biaya ekstra untuk pelatihan atau workshop kapster secara berkala. Jika barbershop Anda dianggap ketinggalan zaman, pelanggan muda akan beralih ke tempat lain.

6. Modal Awal yang Tidak Kecil

Meskipun terlihat sederhana, modal awal untuk membangun barbershop premium tidaklah murah. Biaya terbesar biasanya tersedot untuk renovasi interior agar terlihat Instagrammable.

Selain itu, harga peralatan berkualitas seperti kursi hidrolik, cermin, lampu, dan alat cukur profesional cukup mahal. Anda juga perlu menganggarkan biaya untuk stok awal produk dan promosi untuk menarik pelanggan pertama.

7. Kesetiaan Pelanggan yang Rapuh

Seperti yang telah disinggung, loyalitas pelanggan seringkali tertuju pada kapster. Namun, faktor lain seperti kenyamanan, kebersihan, dan harga juga sangat memengaruhi.

Sekali saja pelanggan merasa tidak puas, misalnya karena potongan yang tidak sesuai ekspektasi atau harus menunggu terlalu lama, mereka bisa dengan mudah mencoba barbershop pesaing yang ada di seberang jalan. Membangun loyalitas pada brand membutuhkan usaha ekstra.

8. Manajemen Arus Kas Harian

Bisnis barbershop mengandalkan pendapatan harian. Di satu sisi ini terlihat menguntungkan, namun di sisi lain bisa menjadi jebakan. Pendapatan harian yang terlihat banyak seringkali membuat pemilik terlena.

Padahal, Anda harus disiplin menyisihkan uang tersebut untuk membayar biaya bulanan yang besar seperti gaji kapster, sewa lokasi, tagihan listrik, dan pembelian stok. Jika tidak dikelola dengan baik, Anda akan kesulitan membayar biaya tetap saat memasuki musim sepi.

Menimbang Solusi Waralaba

Melihat semua kerumitan di atas, memulai barbershop dari nol jelas membutuhkan kerja keras dan manajemen yang intensif. Anda harus membangun sistem dari awal, mencari kapster, dan melakukan trial and error dalam operasional.

Kerumitan inilah yang sering membuat pemilik bisnis kewalahan. Berbeda ceritanya jika Anda menemukan model bisnis waralaba (franchise) yang sudah memiliki sistem autopilot. Buka Outlet, sebagai platform kurasi franchise, memprioritaskan bisnis yang telah teruji sistem operasionalnya, sehingga Anda tidak perlu pusing memikirkan hal teknis harian.

Bagi Anda yang tertarik pada industri jasa namun ingin meminimalisasi risiko operasional, mencari franchise yang sudah mapan bisa menjadi jalan tengah. Di Buka Outlet, kami membantu Anda terhubung dengan berbagai peluang bisnis waralaba yang sistemnya sudah terbukti berjalan, memungkinkan Anda fokus pada pengembangan aset.

Kesimpulan

Bisnis barbershop memang menawarkan potensi keuntungan yang menarik, namun datang dengan paket tantangan yang signifikan. Berbagai kelemahan usaha barbershop, mulai dari persaingan ketat, ketergantungan pada kapster, hingga manajemen operasional yang kompleks, harus menjadi pertimbangan serius.

Memahami risiko ini adalah langkah awal untuk membangun strategi yang tepat, baik Anda memutuskan untuk membangun brand sendiri maupun memilih jalur kemitraan waralaba yang lebih terstruktur.


Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung