Apakah Fore Coffee Buka Franchise? Cek Faktanya

Industri kedai kopi di Indonesia terus menunjukkan geliat yang luar biasa. Setiap tahunnya, muncul berbagai merek baru yang meramaikan pasar, sementara merek yang sudah ada terus berekspansi secara agresif.
Salah satu nama yang paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah Fore Coffee, yang dikenal dengan produk berkualitas dan gerainya yang modern dan mudah dijangkau.
Melihat pertumbuhan pesat dan popularitasnya, banyak calon pengusaha dan investor yang bertanya-tanya, "Apakah Fore Coffee buka franchise?" Pertanyaan ini sangat wajar, mengingat model waralaba atau kemitraan adalah salah satu cara tercepat bagi sebuah merek untuk memperluas jangkauannya.
Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut secara tuntas berdasarkan fakta dan informasi resmi dari pihak Fore Coffee.
Fore Coffee Tidak Membuka Franchise!
Saat ini Fore Coffee tidak membuka dan tidak menawarkan program franchise, waralaba, ataupun kemitraan dalam bentuk apapun untuk publik.
Semua gerai Fore Coffee yang Anda temui di berbagai kota di Indonesia, baik di pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, maupun sebagai gerai mandiri (stand-alone), sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan langsung oleh perusahaan pusat.
Model bisnis ini dikenal sebagai company-owned atau corporate-owned, di mana ekspansi dan operasional dikontrol secara terpusat.
Alasan Strategis di Balik Model Bisnis Tanpa Franchise
Keputusan untuk tidak membuka program franchise bukanlah tanpa alasan. Terdapat beberapa pertimbangan strategis yang mendasari pilihan Fore Coffee untuk mengelola semua gerainya secara mandiri. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:
1. Menjaga Kontrol Kualitas Secara Menyeluruh
Kualitas adalah kunci utama dari proposisi nilai Fore Coffee. Dengan mengoperasikan semua gerai sendiri, manajemen dapat memastikan bahwa setiap cangkir kopi yang disajikan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Ini mencakup semua aspek, mulai dari:
- Biji Kopi: Seleksi dan proses sangrai biji kopi arabika berkualitas dari berbagai daerah di Indonesia dapat dikontrol secara ketat.
- Pelatihan Barista: Semua barista menerima pelatihan yang seragam dan intensif langsung dari pusat, memastikan konsistensi dalam teknik penyeduhan dan pelayanan.
- Peralatan: Penggunaan mesin kopi dan peralatan lain di setiap gerai seragam dan terawat sesuai dengan standar perusahaan.
Dalam model franchise, menjaga standar setinggi ini di ratusan gerai milik mitra yang berbeda akan menjadi tantangan yang sangat besar.
2. Konsistensi Pengalaman Pelanggan (Customer Experience)
Fore Coffee tidak hanya menjual kopi, tetapi juga pengalaman. Mulai dari desain interior gerai yang khas, kebersihan, suasana, hingga interaksi dengan barista, semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman yang sama baiknya di lokasi manapun.
Ketika seorang pelanggan mengunjungi Fore Coffee di Jakarta, Surabaya, atau Medan, mereka diharapkan mendapatkan pengalaman yang identik.
Dengan model company-owned, Fore Coffee dapat dengan mudah menerapkan pembaruan desain, protokol kebersihan, dan standar layanan secara serentak di seluruh jaringannya tanpa perlu bernegosiasi atau meyakinkan para pemilik franchise.
3. Inovasi dan Adaptasi yang Lebih Cepat
Dunia bisnis kopi sangat dinamis. Peluncuran produk baru, promosi musiman, atau pembaruan fitur pada aplikasi digital perlu dilakukan dengan cepat untuk tetap relevan.
Model kepemilikan terpusat memberikan Fore Coffee keleluasaan dan kecepatan (agilitas) untuk meluncurkan inovasi secara serentak di semua gerai.
Tidak ada birokrasi tambahan untuk berkomunikasi dan mendapatkan persetujuan dari para mitra franchise, yang bisa memperlambat proses inovasi.
4. Ekspansi yang Terukur dan Strategis
Meskipun terkesan lebih lambat dibandingkan franchise, ekspansi yang dilakukan Fore Coffee lebih terukur. Perusahaan dapat memilih lokasi secara strategis berdasarkan analisis data mendalam tentang demografi pasar, arus lalu lintas pejalan kaki, dan potensi pertumbuhan, bukan hanya berdasarkan siapa yang memiliki modal untuk membuka gerai.
Pendekatan ini bertujuan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan sehat dalam jangka panjang, bukan sekadar menambah jumlah gerai dengan cepat.
Lalu, Bagaimana Fore Coffee Melakukan Ekspansi?
Jika bukan dari modal franchise, dari mana dana ekspansi Fore Coffee berasal? Fore Coffee mendapatkan pendanaan dari investor dan perusahaan modal ventura (Venture Capital).
Dana inilah yang digunakan untuk membuka gerai-gerai baru, berinvestasi dalam teknologi (seperti aplikasi mereka yang canggih), dan melakukan riset serta pengembangan produk.
Peluang Bisnis Kopi Lain bagi Anda
Meskipun peluang untuk membuka franchise Fore tertutup, bukan berarti impian Anda untuk memiliki bisnis kopi harus pupus. Pasar kopi Indonesia sangatlah luas. Banyak merek kopi lokal lainnya yang sukses dan secara aktif menawarkan program kemitraan atau waralaba dengan berbagai skala investasi.
Jika Anda serius ingin terjun ke bisnis ini, lakukan riset mendalam pada merek-merek lain yang membuka peluang tersebut. Pelajari model bisnis, biaya investasi, dukungan yang diberikan, serta rekam jejak mereka. Dengan demikian, Anda tetap bisa menjadi bagian dari industri kopi yang menjanjikan di tanah air.
Kesimpulan
Secara ringkas, Fore Coffee telah mengambil keputusan strategis untuk tidak membuka program franchise demi menjaga pilar utama bisnis mereka: kualitas produk, konsistensi pengalaman pelanggan, dan kecepatan inovasi.
Seluruh gerai yang beroperasi saat ini adalah milik dan dikelola langsung oleh perusahaan. Bagi Anda para calon pengusaha, informasi ini penting agar Anda dapat mengalihkan fokus dan energi untuk mencari peluang bisnis kopi lain yang sesuai dengan visi dan modal Anda.