Loading...

Berita

Berita / Begini Cara Memulai Bisnis Travel Umroh Dan Haji

Begini Cara Memulai Bisnis Travel Umroh Dan Haji

Ditulis Oleh : Admin Penulis
26/12/2025 21:36
Begini Cara Memulai Bisnis Travel Umroh Dan Haji

Bisnis travel umroh dan haji di Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar dan terus berkembang setiap tahunnya. Tingginya minat masyarakat muslim untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci menjadikan sektor ini sebagai lahan bisnis yang menjanjikan sekaligus ladang pahala. Namun, memulai bisnis ini tidak semudah membalikkan telapak tangan karena menyangkut kepercayaan jemaah dan regulasi yang ketat.

Sebagai pelaku usaha, Kamu harus memahami bahwa bisnis ini bukan sekadar menjual tiket dan hotel. Ini adalah bisnis pelayanan yang membutuhkan detail operasional tinggi dan tanggung jawab moral yang besar. Banyak pemula yang gagal karena hanya tergiur keuntungan tanpa memahami alur manajemen biro perjalanan wisata religi yang benar.

Berikut adalah langkah-langkah strategis dan teknis yang harus Kamu lakukan untuk memulai bisnis travel umroh dan haji secara profesional.

1. Tentukan Model Bisnis: PPIU atau Sub-Agen?

Langkah pertama yang paling krusial adalah menentukan posisi Kamu. Apakah Kamu ingin langsung menjadi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) atau memulai sebagai sub-agen (mitra)? Ini akan menentukan besaran modal dan kompleksitas perizinan yang harus Kamu tempuh.

Menjadi PPIU berarti Kamu adalah pemegang izin resmi dari Kementerian Agama. Kamu bisa menerbitkan visa sendiri dan menyusun paket secara mandiri. Namun, syaratnya sangat berat, termasuk deposit uang jaminan miliaran rupiah dan rekam jejak operasional biro perjalanan wisata selama dua tahun.

Jika modal Kamu terbatas, kami menyarankan untuk memulai sebagai sub-agen atau kantor cabang dari travel yang sudah memiliki izin PPIU resmi. Kamu bisa fokus pada penjualan (marketing) tanpa pusing memikirkan teknis visa dan land arrangement di Arab Saudi. Jika Kamu tertarik dengan model kemitraan yang sistematis, Kamu bisa mempelajari peluang usaha di Buka Outlet yang menyediakan berbagai opsi bisnis autopilot.

2. Pahami dan Urus Legalitas Dasar

Legalitas adalah nyawa dari bisnis travel umroh. Jangan pernah berani membuka pendaftaran jemaah jika legalitas perusahaan Kamu belum jelas. Kasus penipuan umroh yang marak terjadi membuat masyarakat semakin kritis menanyakan izin resmi.

Jika Kamu memutuskan membuat PT (Perseroan Terbatas) sendiri untuk biro perjalanan wisata, pastikan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang Kamu pilih sesuai dengan sektor pariwisata dan perjalanan ibadah.

Dokumen dasar yang wajib Kamu miliki antara lain:

  • Akta Pendirian Perusahaan dan SK Kemenkumham.

  • Nomor Induk Berusaha (NIB).

  • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang kini terintegrasi dalam OSS.

  • Sertifikat Biro Perjalanan Wisata (BPW).

3. Menjalin Kerjasama dengan Land Arrangement (LA)

Bagi Kamu yang ingin menyusun paket sendiri, memiliki koneksi dengan Land Arrangement (LA) atau Muassasah di Arab Saudi adalah wajib hukumnya. LA adalah pihak yang mengurus segala keperluan jemaah selama berada di Tanah Suci, mulai dari penjemputan bandara, hotel, katering, hingga transportasi bus.

Kualitas pelayanan travel Kamu sangat bergantung pada performa LA yang Kamu tunjuk. Pastikan Kamu memilih vendor yang memiliki reputasi baik dan kantor perwakilan yang jelas di Mekkah atau Madinah. Jangan tergiur harga murah dari LA yang belum teruji, karena risiko jemaah terlantar sangat tinggi.

Pastikan kontrak kerjasama memuat detail spesifik seperti:

  • Jarak hotel ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.

  • Menu katering (pastikan cita rasa Indonesia).

  • Kondisi bus yang digunakan (tahun pembuatan dan fasilitas).

4. Menyusun Paket Produk dan Harga (Pricing)

Kesalahan fatal pebisnis pemula adalah perang harga tanpa menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan cermat. Dalam bisnis umroh, fluktuasi kurs Dollar dan Riyal sangat mempengaruhi margin keuntungan.

Kamu harus bisa menghitung komponen biaya secara rinci, yang meliputi:

  • Tiket pesawat (PP).

  • Biaya Visa dan Asuransi Perjalanan.

  • Akomodasi (Hotel Mekkah & Madinah).

  • Konsumsi (Katering).

  • Transportasi lokal (Bus).

  • Biaya Mutawif (Pemandu) dan Tour Leader.

  • Perlengkapan (Koper, kain ihram, seragam).

  • Biaya handling bandara dan manasik.

Setelah mendapatkan angka HPP, barulah Kamu menentukan margin keuntungan. Jangan menjual di bawah standar harga referensi yang ditetapkan Kemenag demi menarik pasar, karena itu akan merusak cashflow dan dicurigai sebagai skema ponzi.

5. Siapkan SDM yang Kompeten

Bisnis jasa mengandalkan manusia. Kamu membutuhkan tim yang solid untuk menjalankan operasional. Posisi vital yang harus ada meliputi staf ticketing, staf dokumen (untuk paspor dan visa), serta tim marketing.

Selain staf kantor, peran pembimbing ibadah (Ustadz/Kyai) dan Tour Leader sangat menentukan kepuasan jemaah. Pilihlah pembimbing yang tidak hanya paham fiqih umroh, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan sabar melayani jemaah, terutama lansia.

6. Strategi Pemasaran dan Branding

Di era digital, mengandalkan brosur fisik saja tidak cukup. Kamu harus membangun digital presence yang kuat. Buatlah website profesional yang menampilkan profil perusahaan, izin legalitas, dan galeri dokumentasi keberangkatan sebelumnya.

Gunakan media sosial untuk edukasi, bukan sekadar jualan. Konten edukasi tentang tata cara umroh, tips kesehatan saat ibadah, atau sejarah tempat-tempat di Tanah Suci akan membangun trust audiens kepada brand travel Kamu.

Selain online, strategi offline dengan mengadakan pengajian rutin atau seminar manasik haji dan umroh juga sangat efektif untuk menjaring calon jemaah potensial dari segmen komunitas dan majelis taklim.

7. Manajemen Keuangan yang Transparan

Uang jemaah adalah amanah. Pisahkan rekening operasional perusahaan dengan rekening penampungan dana jemaah. Dana yang disetorkan jemaah untuk keberangkatan tidak boleh digunakan untuk investasi lain atau menutupi biaya operasional jemaah grup sebelumnya (gali lubang tutup lubang).

Gunakan sistem pembukuan yang rapi atau software khusus manajemen travel umroh untuk memantau arus kas. Kedisiplinan keuangan ini yang akan membuat bisnis Kamu bertahan jangka panjang dan terhindar dari masalah hukum.

Kesimpulan

Memulai bisnis travel umroh dan haji membutuhkan kombinasi antara niat tulus melayani tamu Allah dan manajemen bisnis yang profesional. Fokuslah pada legalitas, kualitas pelayanan, dan keamanan dana jemaah. Kepercayaan adalah mata uang paling berharga dalam bisnis ini; sekali Kamu mencederainya, akan sangat sulit untuk bangkit kembali.

Jika Kamu merasa proses mendirikan travel umroh dari nol terlalu rumit dan berisiko tinggi, Kamu bisa mempertimbangkan untuk memulai bisnis dengan sistem yang sudah teruji. Pelajari berbagai peluang kemitraan bisnis yang lebih simpel dan terarah di Buka Outlet untuk langkah awal menjadi pengusaha sukses.


Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung