Cara Cerdas Memulai Franchise Percetakan & Kemasan: Modal, Keuntungan, Dan Prospeknya Di 2025

1. Mengapa Franchise Percetakan & Kemasan Jadi Peluang Menjanjikan
Bisnis percetakan dan kemasan kini bukan lagi usaha tradisional yang hanya melayani brosur atau spanduk. Di era digital dan pertumbuhan e-commerce, kedua industri ini justru menjadi tulang punggung ekonomi kreatif dan bisnis online.
Setiap produk yang dijual di marketplace membutuhkan kemasan, label, dan identitas visual. Dari kafe rumahan, brand skincare lokal, hingga toko online — semuanya butuh solusi desain, printing, dan packaging yang menarik agar produk mereka tampil profesional.
Menurut data dari Asosiasi Industri Kemasan Indonesia (2024), permintaan industri kemasan di Tanah Air tumbuh lebih dari 7% per tahun, dan diproyeksikan mencapai Rp150 triliun pada 2025. Lonjakan UMKM dan pelaku e-commerce jadi pendorong utama.
Dengan tren itu, franchise di bidang percetakan dan kemasan kini dilirik karena stabil, repeat order tinggi, serta dapat dijalankan dengan sistem operasional yang terstandar dari franchisor.
2. Contoh Brand Franchise Percetakan & Kemasan di Indonesia
Beberapa merek lokal sudah membuktikan bahwa sektor ini punya prospek luar biasa. Berikut contoh nyata dari brand-brand franchise yang sukses:
-
- Snapy – Salah satu pionir percetakan digital di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1998. Kini memiliki puluhan cabang di kota besar. Snapy menawarkan layanan cepat seperti cetak banner, brosur, stiker, hingga merchandise dengan sistem franchise modern.
-
- Printerous Partner – Startup printing digital yang fokus pada layanan print-on-demand (POD). Franchisee dapat menjalankan bisnis berbasis online dengan sistem pemesanan terintegrasi melalui website. Cocok untuk pengusaha yang ingin beroperasi tanpa outlet besar.
-
- Dprint Indonesia – Franchise percetakan digital dengan sistem all-in-one: cetak dokumen, foto, banner, hingga desain. Keunggulannya ada pada integrasi antara layanan offline dan digital.
-
- Pack & Go – Brand kemasan yang menawarkan peluang kemitraan di bidang packaging custom untuk UMKM kuliner dan retail. Fokus mereka adalah kemasan ramah lingkungan dan layanan desain label produk.
-
- KemasanKita – Franchise di bidang kemasan makanan dan minuman, khususnya untuk bisnis F&B kecil hingga menengah. Produk mereka beragam, mulai dari box makanan, paper cup, hingga label stiker personalisasi.
Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa franchise percetakan dan kemasan kini bertransformasi menjadi bisnis modern yang menggabungkan layanan offline dan online, dengan dukungan teknologi serta sistem supply chain nasional.
3. Berapa Modal dan Keuntungan yang Dapat Diharapkan
Untuk memulai franchise percetakan atau kemasan, kamu perlu menyiapkan modal antara Rp150 juta hingga Rp400 juta, tergantung merek dan fasilitas yang ditawarkan.
Franchise di bidang percetakan digital umumnya membutuhkan modal awal sekitar Rp150–300 juta untuk mesin printer, komputer desain, dan peralatan finishing. Sedangkan franchise kemasan biasanya sedikit lebih besar, yaitu Rp200–400 juta, karena memerlukan stok bahan baku dan mesin pemotong kemasan.
Dari sisi keuntungan, margin kotor di bisnis ini cukup menarik — berkisar 20% hingga 40% tergantung jenis layanan dan volume order. Franchise yang memiliki klien bisnis tetap, seperti restoran, toko online, atau perusahaan lokal, bahkan bisa mencapai omzet Rp50–70 juta per bulan.
Sebagian besar franchisee yang dikelola dengan baik dapat mencapai balik modal (BEP) dalam waktu 18 hingga 30 bulan. Yang membuat bisnis ini menarik adalah sifatnya yang berulang (repeat order) — pelanggan akan terus mencetak atau membeli kemasan setiap kali mereka restock produk.
4. Keunggulan Memilih Franchise di Sektor Industri
Ada beberapa alasan mengapa franchise percetakan dan kemasan bisa dianggap lebih stabil dibanding sektor lain seperti kuliner atau fashion.
Pertama, permintaannya tidak bergantung tren. Selama ada bisnis, akan selalu ada kebutuhan cetak dan kemasan. Kedua, basis pelanggan bisnis (B2B) jauh lebih loyal dan rutin memesan dibanding pelanggan individu. Ketiga, bisnis ini mudah ditingkatkan skalanya.
Contohnya, franchisee yang awalnya melayani percetakan lokal bisa memperluas bisnisnya dengan menambah layanan digital printing merchandise atau desain kemasan custom.
Selain itu, franchise di sektor industri memiliki nilai aset nyata — seperti mesin, peralatan, dan perangkat digital — yang menambah nilai bisnis di masa depan.
5. Tantangan yang Perlu Dipahami Sebelum Bergabung
Meski potensinya besar, bisnis ini tetap memiliki tantangan. Salah satunya adalah biaya perawatan mesin yang cukup tinggi jika tidak dirawat dengan benar. Selain itu, kamu harus mampu menjaga kualitas hasil cetak dan bahan kemasan, karena pelanggan korporat cenderung sensitif terhadap mutu.
Persaingan harga juga menjadi faktor lain. Banyak percetakan kecil non-franchise yang beroperasi di pasar lokal dengan biaya rendah. Oleh karena itu, kamu perlu menonjolkan keunggulan sistem, layanan cepat, dan kualitas profesional yang dimiliki franchise.
Perubahan tren desain dan bahan juga wajib diikuti. Misalnya, tren kemasan eco-friendly dan printing digital tanpa limbah kini sedang naik daun di kalangan UMKM yang peduli lingkungan.
6. Cara Cerdas Memulai Franchise Percetakan & Kemasan
Jika kamu tertarik memulai, berikut langkah-langkah yang bisa kamu tempuh agar lebih siap:
-
Riset pasar lokal.
Amati jenis bisnis dominan di sekitar lokasi — apakah lebih banyak usaha kuliner, fashion, atau e-commerce. Ini akan menentukan layanan percetakan atau kemasan apa yang paling dibutuhkan. -
Pilih franchisor yang punya sistem support kuat.
Pastikan merek yang kamu pilih menyediakan pelatihan, panduan operasional, serta dukungan teknis dan promosi digital. -
Lokasi strategis.
Idealnya, buka di area perkantoran, kampus, atau pusat UMKM agar mudah dijangkau. -
Bangun jaringan pelanggan bisnis.
Jangan hanya mengandalkan walk-in customer. Tawarkan kerja sama dengan pelaku usaha lokal, seperti restoran, toko online, atau agensi event. -
Ikuti perkembangan desain dan teknologi.
Perbarui layanan agar tetap relevan, misalnya dengan menyediakan cetak kemasan custom, desain eco packaging, atau layanan order online.
7. Prospek Bisnis di Tahun 2025 dan Setelahnya
Industri percetakan dan kemasan diprediksi akan terus tumbuh hingga 2030 seiring meningkatnya volume transaksi e-commerce dan jumlah pelaku UMKM di Indonesia.
Pemerintah juga terus mendorong transformasi digital UMKM, yang berarti semakin banyak brand kecil membutuhkan desain kemasan profesional dan bahan kemasan yang menarik.
Selain itu, kesadaran konsumen terhadap lingkungan membuat franchise kemasan ramah lingkungan memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar. Franchise yang mampu menyediakan solusi sustainable packaging kemungkinan besar akan menjadi pemain utama di masa depan.
Dengan kata lain, franchise percetakan dan kemasan bukan hanya sekadar bisnis pendukung — tetapi fondasi penting dalam rantai nilai industri kreatif dan e-commerce Indonesia.
Kesimpulan
Franchise percetakan dan kemasan menawarkan peluang usaha yang stabil, berulang, dan berorientasi masa depan.
Selama bisnis lain masih membutuhkan branding dan pengemasan produk, industri ini akan terus hidup.
Bagi kamu yang ingin berinvestasi cerdas di 2025, memilih franchise di sektor ini bisa menjadi keputusan strategis.
Apalagi jika kamu memilih merek yang memiliki sistem digital modern, dukungan teknis kuat, dan fokus pada inovasi berkelanjutan.