Franchise Fashion Anak Muda: Dari Tren Lokal Jadi Brand Nasional
Fashion Indonesia sedang memasuki masa keemasan. Jika dulu pasar pakaian lokal sulit menandingi merek luar negeri, kini situasinya berbalik. Brand-brand anak muda Indonesia justru menjadi kiblat gaya bagi generasi Z dan milenial. Menariknya, beberapa label tersebut mulai membuka peluang franchise, memungkinkan para pengusaha muda ikut mengembangkan merek lokal ke berbagai kota di Indonesia — bahkan ke luar negeri.
1. Mengapa Fashion Lokal Kini Jadi Daya Tarik Baru
Indonesia memiliki pasar fashion yang sangat besar, dengan kontribusi sektor fashion mencapai lebih dari 18% industri kreatif nasional. Generasi muda yang aktif di media sosial mendorong lahirnya brand yang segar, unik, dan punya identitas kuat.
Tren yang sedang naik antara lain:
-
- Streetwear lokal, yang mengangkat gaya kasual anak muda kota.
-
- Modest wear, yang merepresentasikan nilai budaya dan spiritualitas.
-
- Sustainable fashion, yang memprioritaskan bahan ramah lingkungan.
Brand seperti Erigo, Thanksinsomnia, Smith Berlin, Shining Bright, dan Heymale telah membuktikan bahwa made in Indonesia bisa bersaing di level nasional bahkan internasional.
Beberapa di antara mereka juga mulai membuka peluang kemitraan dan franchise, terutama untuk distribusi retail dan pop-up store di berbagai kota besar.
2. Keuntungan Bergabung dengan Franchise Fashion Lokal
Menjadi mitra franchise fashion bukan hanya tentang menjual pakaian, tetapi ikut membawa gaya hidup dan filosofi sebuah merek.
Keuntungan yang bisa didapat antara lain:
-
- Brand sudah dikenal luas. Mitra tidak perlu membangun nama dari nol karena awareness sudah terbentuk lewat media sosial dan kampanye digital.
-
- Sistem desain dan produksi terpusat. Franchisee cukup fokus pada penjualan, sementara pusat mengatur desain, bahan, dan stok.
-
- Promosi nasional bersama. Biasanya brand akan menjalankan kampanye online dan influencer marketing yang juga menguntungkan cabang.
-
- Komunitas aktif. Brand-brand anak muda biasanya punya basis penggemar loyal, memudahkan penjualan.
Sebagai contoh, Erigo sukses menembus New York Fashion Week dan kini sedang memperluas jaringan offline-nya di Indonesia. Sementara Heymale dan Roughneck 1991 memperkuat distribusi regional dengan sistem kemitraan dan reseller semi-franchise.
3. Strategi Agar Brand Lokal Bisa Naik Kelas ke Skala Nasional
Agar brand lokal bisa naik ke tingkat nasional melalui sistem franchise, dibutuhkan strategi yang matang.
Pertama, bangun identitas merek yang kuat dan konsisten. Misalnya, brand seperti Shining Bright berfokus pada pesan positif dan semangat muda, sementara Thanksinsomnia identik dengan gaya rebellious dan humor khas anak muda. Konsistensi inilah yang membuat merek tetap relevan.
Kedua, standarkan sistem operasional. Mulai dari desain interior toko, pelatihan karyawan, hingga pelayanan pelanggan harus seragam di semua outlet.
Ketiga, kuatkan kehadiran digital. Hampir semua merek fashion sukses Indonesia tumbuh lewat kekuatan media sosial — bukan iklan TV. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Shopee Live menjadi etalase utama untuk membangun hubungan dengan audiens muda.
Keempat, aktif di komunitas. Banyak brand lokal mengadakan pop-up market, kolaborasi dengan musisi atau seniman lokal, dan kampanye sosial. Hal ini tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga memperkuat emotional branding.
4. Tantangan dalam Mengembangkan Franchise Fashion
Meski menjanjikan, dunia franchise fashion punya tantangan tersendiri.
Perubahan tren yang cepat menuntut brand selalu berinovasi. Hari ini tren oversized tee sedang naik, besok bisa berganti ke minimalist look. Brand perlu memiliki tim riset pasar yang adaptif.
Selain itu, stok dan distribusi juga menjadi tantangan besar. Untuk itu, banyak brand lokal kini menggunakan sistem digital POS dan ERP sederhana untuk memantau stok antar cabang.
Sementara itu, menjaga konsistensi identitas visual antar outlet juga penting. Misalnya, Roughneck selalu mempertahankan nuansa hitam-putih industrial di setiap toko, agar tetap terasa “satu keluarga brand”.
5. Contoh Brand Fashion Lokal yang Mulai Go National
Berikut beberapa contoh nyata brand Indonesia yang sukses berkembang ke berbagai kota — bahkan menembus pasar global:
-
- Erigo — Berawal dari online shop kecil, kini dikenal hingga mancanegara setelah tampil di New York Fashion Week 2022.
-
- Roughneck 1991 — Streetwear lokal dengan gaya industrial yang telah memiliki cabang dan mitra di berbagai kota.
-
- Smith Berlin — Fokus pada produk premium pria muda, kini memiliki jaringan penjualan di beberapa kota besar.
-
- Heymale — Menonjol lewat gaya minimal streetwear, dan kini membuka peluang distribusi luas di luar Jakarta.
-
- Thanksinsomnia — Dikenal lewat desain sarkastik dan pesan humor, memperkuat branding melalui kolaborasi dan event komunitas.
-
- Shining Bright — Fokus pada pesan positif dan keberanian menjadi diri sendiri, memiliki jaringan toko dan komunitas loyal di berbagai daerah.
Semua brand di atas punya satu kesamaan: kekuatan cerita dan identitas lokal yang autentik.
6. Estimasi Modal dan Proyeksi Keuntungan
Untuk bergabung dalam franchise fashion lokal, calon mitra biasanya membutuhkan modal awal antara Rp150 juta – Rp350 juta.
Nilai tersebut sudah termasuk lisensi merek, desain toko, stok awal, dan pelatihan operasional.
Margin kotor di sektor fashion rata-rata berada di 35%–50%, dan jika penjualan stabil, modal bisa kembali dalam 1,5–2,5 tahun.
Faktor paling menentukan adalah lokasi outlet, konsistensi stok, dan promosi media sosial.
7. Kesimpulan
Franchise fashion anak muda bukan sekadar peluang ekonomi — ini adalah gerakan untuk memperkuat industri kreatif lokal.
Ketika merek-merek seperti Erigo, Shining Bright, dan Roughneck bisa tumbuh dari ide komunitas kecil hingga skala nasional, itu menjadi bukti bahwa kreativitas Indonesia punya tempat di panggung global.
Generasi muda tak lagi hanya jadi konsumen tren, tetapi kini menjadi penggerak industri mode negeri sendiri.