Loading...

Berita

Berita / Takut Resign Untuk Mulai Bisnis? Jangan! Ini 3 Cara Aman Bisnis Sambil Jadi Karyawan

Takut Resign Untuk Mulai Bisnis? Jangan! Ini 3 Cara Aman Bisnis Sambil Jadi Karyawan

Ditulis Oleh : Admin Penulis
11/11/2025 06:39
Takut Resign Untuk Mulai Bisnis? Jangan! Ini 3 Cara Aman Bisnis Sambil Jadi Karyawan

Memiliki bisnis sendiri seringkali menjadi impian besar bagi banyak karyawan. Kebebasan finansial, fleksibilitas waktu, dan kemampuan untuk merealisasikan visi pribadi adalah daya tarik utama yang membuat dunia wirausaha terlihat begitu menggiurkan.

Namun, kenyataan seringkali tidak seindah bayangan. Gaji bulanan yang stabil, tunjangan kesehatan, dan jenjang karier yang jelas di depan mata menjadi "borgol emas" yang menahan seseorang untuk melompat. Ketakutan untuk resign dan kehilangan sumber pendapatan tetap adalah hal yang sangat wajar.

Berita baiknya, Anda tidak harus memilih salah satu. Memulai bisnis tidak harus diawali dengan surat pengunduran diri.

Mengapa Transisi dari Karyawan ke Pebisnis Menakutkan?

Rasa takut adalah respons alami terhadap ketidakpastian. Bagi seorang karyawan, beralih menjadi pebisnis berarti menukar keamanan dengan risiko.

Sumber pendapatan yang tadinya pasti setiap bulan, kini bergantung penuh pada performa bisnis yang baru dirintis. Belum lagi, fasilitas seperti asuransi kesehatan, dana pensiun, dan cuti berbayar akan hilang seketika.

Faktor kegagalan juga menjadi hantu yang menakutkan. Data menunjukkan bahwa banyak bisnis baru gagal di tahun-tahun pertama. Inilah mengapa strategi "bakar jembatan" atau resign tanpa persiapan bukanlah langkah yang bijak bagi kebanyakan orang.

Lalu, bagaimana cara aman untuk memulai? Jawabannya adalah membangun jembatan, bukan membakar jembatan. Anda bisa memulai bisnis selagi masih berstatus sebagai karyawan.

3 Cara Aman Membangun Bisnis Sambil Tetap Bekerja

Menjalankan dua peran sekaligus memang menantang, namun sangat mungkin dilakukan. Ini adalah strategi maraton, bukan lari cepat. Berikut adalah tiga cara aman untuk melakukannya.

1. Validasi Ide Bisnis Anda (Uji Pasar Skala Kecil)

Kesalahan terbesar pemula adalah menginvestasikan seluruh tabungan dan waktu untuk ide yang mereka pikir akan berhasil, padahal belum teruji di pasar. Jangan lakukan ini.

Mulailah dengan prinsip lean startup. Validasi ide Anda dengan modal seminim mungkin. Jika Anda ingin membuka bisnis kuliner, jangan langsung menyewa ruko. Coba mulai dengan sistem pre-order (PO) untuk teman-teman kantor atau lingkungan sekitar.

Lihat bagaimana respons mereka. Apakah mereka memesan kembali? Apakah ada permintaan yang cukup konsisten?

Jika Anda ingin membuat produk digital, buatlah Minimum Viable Product (MVP) atau versi paling sederhana dari produk tersebut. Tawarkan kepada audiens kecil. Umpan balik (feedback) di tahap ini jauh lebih berharga daripada investasi besar di awal.

2. Disiplin Mengelola Waktu di Luar Jam Kerja

Tantangan terbesar saat menjadi karyawan sekaligus pebisnis adalah waktu. Anda mungkin merasa "tidak punya waktu". Kenyataannya, Anda harus menciptakan waktu.

Ini berarti Anda harus rela mengorbankan sebagian waktu luang. Waktu setelah jam kerja, akhir pekan, atau jam istirahat mungkin perlu Anda alokasikan untuk membangun bisnis.

Kuncinya adalah disiplin dan etika. Sangat penting untuk tidak menggunakan fasilitas atau waktu kerja kantor Anda untuk mengurus bisnis pribadi. Ini tidak profesional dan bisa menimbulkan masalah serius.

Buat batasan yang jelas. Saat di kantor, fokus 100% pada pekerjaan Anda. Saat di rumah, alokasikan 2-3 jam fokus untuk bisnis Anda. Manajemen waktu yang ketat adalah harga yang harus dibayar untuk keamanan finansial ini.

3. Pilih Model Bisnis yang Tepat (Minim Operasional)

Ini adalah poin terpenting. Jika Anda seorang karyawan penuh waktu, Anda tidak bisa memilih model bisnis yang menuntut kehadiran Anda 24 jam sehari.

Anda harus mencari bisnis yang operasinya bisa didelegasikan, diotomatisasi, atau tidak terlalu menyita waktu harian Anda.

Contoh bisnis yang menyita waktu adalah bisnis jasa yang bergantung pada keahlian Anda (seperti desainer grafis atau konsultan). Jika Anda tidak bekerja, uang tidak masuk.

Model bisnis yang lebih ramah bagi karyawan adalah bisnis berbasis sistem. Di sinilah konsep waralaba atau franchise menjadi sangat relevan. Namun, tidak semua franchise sama. Beberapa masih menuntut Anda terlibat penuh dalam operasional harian.

Inilah mengapa menemukan franchise autopilot adalah solusi cerdas. Ini adalah model bisnis di mana sistem, operasional, dan bahkan manajemen sumber daya manusia sudah teruji dan bisa berjalan dengan pengawasan minimal dari Anda. Anda fokus pada strategi, bukan pada teknis harian.

Tantangan yang Harus Anda Waspadai

Menjalankan bisnis sambil bekerja bukanlah tanpa hambatan. Kejujuran dalam melihat tantangan akan membantu Anda lebih siap.

Tantangan pertama adalah burnout atau kelelahan kronis. Bekerja ganda menguras energi fisik dan mental. Pastikan Anda tetap tidur cukup dan menjaga kesehatan.

Tantangan kedua adalah fokus yang terbagi. Ada risiko kinerja Anda di kantor menurun karena pikiran Anda tercurah ke bisnis. Ini harus dihindari jika Anda ingin mempertahankan pekerjaan utama Anda sebagai jaring pengaman.

Tantangan ketiga adalah legalitas. Beberapa perusahaan memiliki aturan ketat dalam kontrak kerja yang melarang karyawan memiliki bisnis sampingan, terutama jika bisnis itu berada di industri yang sama (konflik kepentingan). Periksa kembali kontrak Anda.

Kapan Waktu Tepat untuk Akhirnya Resign?

Jika Anda berhasil menjalankan kedua peran ini, akan tiba saatnya Anda harus memilih. Kapan waktu yang tepat untuk resign?

Indikator paling umum adalah finansial. Aturan amannya adalah ketika pendapatan bersih dari bisnis sampingan Anda sudah konsisten setara atau melebihi gaji kantor Anda selama 6 hingga 12 bulan berturut-turut.

Indikator kedua adalah kebutuhan bisnis. Bisnis Anda mulai tumbuh pesat dan menuntut perhatian penuh yang tidak bisa lagi Anda berikan di waktu luang. Ini adalah masalah yang bagus untuk dimiliki.

Sebelum mengambil langkah besar itu, pastikan Anda juga memiliki dana darurat yang cukup, setidaknya untuk 6 bulan biaya hidup ke depan.

Kesimpulan

Ketakutan untuk resign demi memulai bisnis adalah hal yang valid. Namun, ketakutan itu tidak seharusnya menghentikan impian Anda. Anda bisa memitigasi risiko dengan membangun bisnis Anda secara perlahan sambil tetap mempertahankan keamanan finansial dari pekerjaan Anda.

Mulai dari validasi ide, disiplin waktu, dan memilih model bisnis yang tepat adalah kuncinya. Memilih bisnis yang sudah memiliki sistem kuat, seperti waralaba yang teruji, bisa sangat mempercepat proses Anda tanpa mengorbankan pekerjaan utama.

Jika Anda mencari partner terpercaya untuk menemukan bisnis waralaba yang aman dan telah terbukti sistemnya, Buka Outlet siap membantu Anda mengambil langkah pertama dengan percaya diri.


Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung