Bukan Cuma Mixue, Ini 5 Franchise Es Krim Viral Yang Siap 'Meledak' Tahun Depan
Fenomena Mixue tidak dapat dipungkiri telah mengubah lanskap bisnis F&B di Indonesia. Gerai dengan maskot raja salju ini membuktikan bahwa produk es krim dan minuman teh berkualitas dengan harga sangat terjangkau adalah model bisnis yang diminati pasar.
Namun, di mana ada gula, di situ ada semut. Kesuksesan besar Mixue secara alami memicu lahirnya para pesaing yang mengadopsi strategi serupa. Pasar kini diramaikan oleh berbagai merek baru yang siap merebut pangsa pasar. Bagi investor, ini adalah sinyal peluang sekaligus tantangan baru.
Mengapa Bisnis Es Krim Tetap Menjanjikan?
Sebelum membahas para pesaingnya, mari kita pahami mengapa bisnis es krim di Indonesia seolah tidak ada matinya. Pertama, faktor iklim tropis. Indonesia yang panas sepanjang tahun menjadikan es krim bukan lagi sekadar camilan, melainkan kebutuhan untuk melepas dahaga dan mencari kesegaran.
Kedua, target pasarnya sangat luas. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa produktif, hampir semua segmen usia menyukai es krim. Ini memudahkan penetrasi pasar.
Ketiga, faktor inovasi dan harga. Munculnya pemain seperti Mixue mendobrak pakem bahwa es krim enak harus mahal. Dengan harga di kisaran Rp 8.000 hingga Rp 20.000, es krim menjadi jajanan impulsif yang mudah dibeli kapan saja.
5 Franchise Es Krim yang Diprediksi Viral Tahun Depan
Jika Anda jeli melihat peluang, Anda pasti menyadari bahwa Mixue bukan satu-satunya pemain. Ada banyak kuda hitam yang tengah bersiap. Berikut adalah lima merek franchise es krim yang diprediksi akan semakin viral dan 'meledak' di tahun mendatang.
1. Momoyo
Momoyo "Ice Cream & Fruit Tea" adalah salah satu pesaing terkuat yang paling sering dibicarakan. Dengan maskot sapi yang lucu dan branding yang cerah, Momoyo datang dengan konsep yang hampir identik.
Keunggulan Momoyo terletak pada variasi menu yang sedikit berbeda, terutama pada lini produk fruit tea mereka yang dianggap lebih segar. Dari segi harga, mereka bersaing ketat. Ekspansi gerai mereka yang masif dan agresif di berbagai daerah menunjukkan keseriusan mereka untuk menjadi pemain besar.
2. Ai-Cha
Nama Ai-Cha "Ice Cream & Tea" juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Merek ini mengusung konsep yang lagi-lagi mirip, yakni kombinasi es krim lembut dan minuman teh kekinian.
Ai-Cha menempatkan dirinya sebagai alternatif langsung dengan strategi harga yang sangat kompetitif. Di beberapa lokasi, gerai Ai-Cha bahkan sengaja dibuka berdekatan dengan kompetitor utamanya, menciptakan "perang" harga dan promosi yang menarik perhatian konsumen.
3. Wedrink
Sedikit berbeda, Wedrink awalnya lebih dikenal dengan minuman teh, terutama varian lemon tea segar berukuran besar. Namun, mereka dengan cepat beradaptasi dan memasukkan menu es krim cone sebagai salah satu produk andalan mereka.
Branding Wedrink terasa lebih modern dan menyasar kalangan muda urban. Integrasi antara minuman teh yang kuat dan es krim yang terjangkau membuat Wedrink memiliki fondasi bisnis yang solid dan cepat diterima pasar.
4. Cooling
Cooling "Ice Cream & Tea" juga muncul sebagai penantang serius. Menggunakan skema warna dan desain gerai yang sedikit berbeda (lebih kalem dan minimalis), Cooling mencoba menawarkan suasana yang sedikit berbeda.
Produk andalan mereka tetap pada es krim cone dan berbagai minuman variatif. Cooling membidik celah pasar yang mungkin sudah jenuh dengan dua atau tiga merek terbesar, menawarkan alternatif baru dengan kualitas dan harga yang bersaing.
5. Bingxue
Mungkin namanya belum sepopuler empat merek di atas, namun Bingxue adalah pemain asal Tiongkok yang juga memiliki ribuan gerai di negara asalnya. Mereka mulai memasuki pasar Indonesia secara agresif.
Bingxue menawarkan skema kemitraan yang menarik bagi investor awal. Dengan pengalaman global yang mereka miliki, Bingxue berpotensi menjadi "kuda hitam" yang mengejutkan di pasar franchise es krim Indonesia tahun depan.
Tantangan Memilih Franchise yang Tepat
Melihat banyaknya pemain baru tentu sangat menggiurkan. Namun, ini juga berarti tingkat persaingan semakin tinggi. "Perang harga" dan "perang lokasi" tidak dapat dihindari. Salah memilih lokasi atau merek bisa berakibat fatal.
Tantangan terbesar bagi investor seringkali bukan hanya modal, tetapi menemukan mitra waralaba yang benar-benar suportif dan memiliki sistem yang teruji. Memilih franchise autopilot yang sudah terbukti sistemnya bisa menjadi solusi cerdas. Platform terkurasi seperti Buka Outlet seringkali menjadi jembatan bagi para investor untuk menemukan mitra bisnis yang sudah terbukti rekam jejaknya, sehingga Anda tidak perlu menebak-nebak.
Apa yang Harus Diperhatikan Sebelum Berinvestasi?
Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi di salah satu merek franchise es krim di atas, ada beberapa hal krusial yang wajib Anda analisis secara mendalam.
Pertama, periksa legalitas dan rekam jejak merek tersebut. Jangan hanya tergiur karena sedang viral. Pastikan mereka memiliki izin usaha yang lengkap dan reputasi yang baik di mata mitra yang sudah bergabung.
Kedua, pelajari skema kemitraan dengan detail. Pahami berapa total investasi awal, apakah ada royalty fee (biaya royalti), bagaimana sistem bagi hasil, dan apa saja dukungan (support) yang akan Anda terima dari pihak pusat. Dukungan ini mencakup pelatihan karyawan, strategi pemasaran nasional, hingga suplai bahan baku.
Ketiga, buatlah proyeksi Break-Even Point (BEP) atau titik impas yang realistis. Jangan mudah percaya pada janji "balik modal 3 bulan". Hitung dengan cermat potensi omzet di lokasi Anda dikurangi semua biaya operasional, seperti sewa tempat, gaji karyawan, dan pembelian bahan baku.
Kesimpulan
Pasar franchise es krim di Indonesia memang sedang 'panas'. Fenomena Mixue telah berhasil membuka gerbang dan membuktikan bahwa potensi pasarnya luar biasa besar.
Munculnya Momoyo, Ai-Cha, Wedrink, dan pemain baru lainnya bukanlah ancaman, melainkan penanda bahwa industri ini sedang bertumbuh pesat. Bagi Anda sebagai investor, ini adalah peluang emas. Kunci kesuksesan Anda terletak pada riset yang mendalam, pemilihan mitra yang tepat, dan eksekusi rencana bisnis yang matang.