Lagi Naik Daun, 5 Franchise Non-Kuliner Ini Ternyata Minim Pesaing
Ketika mendengar kata "franchise" atau "waralaba", banyak orang mungkin langsung terbayang bisnis minuman kekinian, ayam goreng, atau kopi susu. Wajar saja, sektor kuliner memang mendominasi pasar franchise di Indonesia selama bertahun-tahun.
Namun, tahukah Anda bahwa peluang di luar sektor kuliner kini sedang berkembang pesat? Franchise non-kuliner mulai menunjukkan taringnya sebagai pilihan investasi yang sangat menarik. Keunggulannya seringkali terletak pada operasional yang lebih stabil dan tingkat persaingan yang belum sepadat sektor makanan dan minuman.
Mengapa Mempertimbangkan Franchise Non-Kuliner?
Pasar kuliner memang menggiurkan, tetapi tantangannya juga besar. Mulai dari fluktuasi harga bahan baku, standar kebersihan yang ketat, hingga tren yang cepat berganti.
Franchise non-kuliner menawarkan proposisi nilai yang berbeda. Banyak di antaranya berfokus pada jasa atau ritel kebutuhan pokok yang permintaannya lebih stabil dan tidak terpengaruh tren sesaat.
Bisnis di sektor ini juga seringkali lebih mudah dikelola dari jarak jauh. Bahkan, beberapa brand ternama telah menerapkan sistem franchise autopilot yang solid, memungkinkan Anda sebagai investor untuk mendapatkan penghasilan pasif dengan sistem yang sudah teruji.
Bagi Anda yang mencari diversifikasi portofolio investasi atau ingin memulai bisnis dengan risiko operasional yang lebih terkelola, lima sektor di bawah ini patut Anda pertimbangkan.
5 Peluang Franchise Non-Kuliner yang Potensial
Berikut adalah lima bidang franchise non-kuliner yang sedang naik daun namun memiliki tingkat persaingan yang relatif lebih terkendali.
1. Jasa Ekspedisi dan Logistik (Agen Kurir)
Ledakan e-commerce di Indonesia adalah berkah bagi industri logistik. Setiap hari, jutaan paket berpindah tangan, dan semua itu membutuhkan jaringan distribusi yang rapat.
Menjadi agen atau drop point dari brand ekspedisi ternama adalah salah satu peluang franchise non-kuliner yang paling relevan saat ini. Anda tidak perlu memikirkan sistem pelacakan (tracking) atau membangun armada, karena semua itu disediakan oleh pihak franchisor.
Meskipun brand ekspedisi nasional ada banyak, mereka semua "berebut" untuk memperluas jangkauan. Kebutuhan akan titik agen di area pemukiman padat, perkantoran, atau bahkan area ruko baru masih sangat tinggi. Persaingan di level ini lebih longgar dibandingkan membuka kedai kopi di jalan yang sama.
2. Laundry Koin (Self-Service)
Gaya hidup masyarakat urban modern sangat menghargai efisiensi dan kepraktisan. Bisnis laundry, khususnya model koin atau self-service, menjawab kebutuhan ini dengan sempurna.
Target pasarnya jelas mahasiswa, pekerja kantoran di apartemen, atau keluarga muda yang tidak memiliki asisten rumah tangga. Mereka membutuhkan pakaian bersih dengan cepat tanpa harus menunggu berhari-hari.
Hambatan masuk (barrier to entry) utama bisnis ini adalah modal awal yang relatif besar untuk pembelian mesin cuci dan pengering berkualitas industri.
Ini menjadi filter alami yang membuat persaingan tidak seramai bisnis minuman kekinian yang bisa dimulai dengan modal lebih kecil. Sekali bisnis berjalan, biaya operasionalnya sangat efisien karena minim tenaga kerja.
3. Bimbingan Belajar (Bimbel) atau Kursus Khusus
Pendidikan adalah investasi abadi. Orang tua di Indonesia rela mengeluarkan biaya besar demi memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik, baik formal maupun non-formal.
Franchise di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada bimbel mata pelajaran sekolah. Ada banyak ceruk (niche) yang sangat potensial, seperti kursus bahasa asing (Inggris, Mandarin), coding untuk anak, atau bimbingan "calistung" (baca, tulis, hitung) untuk anak usia dini.
Bisnis ini tidak bisa dijalankan oleh sembarang orang. Franchisor harus memiliki kurikulum yang teruji, metode pengajaran yang efektif, dan kemampuan merekrut tenaga pengajar berkualitas. Persaingan di sektor ini berbasis pada kualitas dan reputasi, bukan sekadar perang harga.
4. Jasa Perawatan Diri (Barbershop/Salon)
Kebutuhan akan grooming atau perawatan diri bukan lagi sekadar gaya hidup, tetapi sudah menjadi kebutuhan rutin. Baik pria maupun wanita kini menyisihkan anggaran khusus untuk potong rambut, creambath, atau perawatan wajah.
Franchise barbershop modern atau salon dengan konsep khusus (misalnya, salon muslimah) memiliki pasar yang sangat stabil. Bisnis ini berbasis pada keahlian dan pengalaman pelanggan.
Meskipun tukang cukur tradisional ada di mana-mana, barbershop atau salon yang menawarkan standar layanan, kebersihan, dan kenyamanan (seperti ruangan ber-AC, SOP potong rambut yang rapi) masih tergolong jarang di banyak area. Brand franchise yang kuat mengisi kekosongan ini dengan standar yang sudah teruji.
5. Apotek dan Layanan Kesehatan
Sektor kesehatan adalah salah satu bidang yang paling tangguh (resilient) terhadap krisis ekonomi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, terutama pasca-pandemi, meningkat drastis.
Membuka apotek di bawah naungan brand waralaba yang sudah dikenal memberi keuntungan instan dari segi kepercayaan publik. Selain menjual obat, apotek modern juga sering dilengkapi dengan layanan tambahan seperti konsultasi dokter umum atau praktik bidan.
Ini adalah sektor dengan hambatan masuk tertinggi. Anda tidak hanya butuh modal besar, tetapi juga harus mematuhi regulasi yang sangat ketat dari pemerintah. Anda wajib memiliki izin edar, Izin Apoteker (SIA), dan standar penyimpanan obat yang ketat. Regulasi ini secara alami menyaring pesaing.
Kesimpulan
Pasar franchise non-kuliner menawarkan peluang besar bagi investor yang jeli melihat potensi. Kelima sektor di atas membuktikan bahwa ada peluang bisnis yang stabil, berkelanjutan, dan memiliki tingkat persaingan yang lebih sehat di luar industri makanan dan minuman.
Kunci sukses di industri ini adalah memilih partner waralaba yang tepat, memiliki sistem yang terbukti berhasil, dan dukungan manajemen yang kuat.
Di Buka Outlet, kami memahami pentingnya menemukan bisnis yang tepat. Kami hadir sebagai platform terkurasi yang membantu Anda menavigasi berbagai peluang franchise, termasuk di sektor non-kuliner yang sedang berkembang pesat ini.