Loading...

Berita

Berita / Franchise Yang Terlihat Ramai Tapi Sering Gagal: Ini Yang Tidak Terlihat Dari Luar

Franchise Yang Terlihat Ramai Tapi Sering Gagal: Ini Yang Tidak Terlihat Dari Luar

Ditulis Oleh : Admin SEO
20/07/2025 11:29
Franchise Yang Terlihat Ramai Tapi Sering Gagal: Ini Yang Tidak Terlihat Dari Luar

Di Balik Ramainya Gerai: Pelajaran untuk Calon Mitra Franchise

Reza (33 tahun), seorang karyawan dengan penghasilan menengah, mulai melirik dunia franchise setelah sering melihat video viral soal gerai minuman atau makanan ringan yang selalu antre. Ia berpikir, “Kalau tempat itu selalu ramai, pasti cepat balik modal.”

Sayangnya, banyak kisah di balik layar yang tidak seindah penampakannya. Ada franchise yang terlihat laris, tapi sebenarnya rapuh secara sistem atau keuangan. Artikel ini akan membongkar sisi tersembunyi dari franchise yang “terlihat ramai tapi sering gagal”.


1. Ramai Tidak Selalu Berarti Untung

Meskipun terlihat ada antrean panjang, itu belum tentu mencerminkan laba yang sehat. Banyak franchise:

→ Menjual produk dengan harga murah dan margin tipis
→ Punya biaya operasional tinggi (sewa, staf, bahan baku)
→ Mengandalkan promo besar-besaran hanya untuk menarik keramaian awal

Contoh nyata:
Beberapa brand viral yang booming di awal harus menutup banyak cabang dalam setahun karena tidak sanggup menutupi biaya operasional meski omzet besar.


2. Over-ekspansi yang Tidak Terkontrol

Brand yang tiba-tiba buka puluhan hingga ratusan outlet dalam waktu singkat sering kali terjebak dalam over-ekspansi.

→ Kualitas pengawasan menurun
→ Dukungan ke mitra jadi lemah
→ Pasar jenuh karena outlet terlalu berdekatan
→ Brand fatigue di mata konsumen

Tanda bahaya:
Jika satu kecamatan punya 3–5 outlet dari brand yang sama hanya dalam beberapa bulan, kemungkinan besar pasar tidak akan sustain.


3. Sistem Franchisor Belum Matang

Di awal viralitas, banyak brand tergoda untuk membuka kemitraan sebelum sistem internalnya siap. Akibatnya:

→ Tidak ada SOP yang jelas
→ Training terburu-buru atau asal-asalan
→ Bahan baku tidak konsisten
→ Tidak ada bantuan operasional pasca-launching

Efeknya: Mitra merasa “beli putus” dan harus berjuang sendiri meski sudah membayar ratusan juta.


4. Fokus ke Visual, Lupa Manajemen

Beberapa brand terlalu fokus pada kemasan, booth Instagramable, atau endorse artis, tapi melupakan hal-hal penting seperti:

→ Perhitungan margin yang realistis
→ Manajemen stok dan suplai bahan
→ Analisis lokasi yang akurat
→ Pelayanan pelanggan jangka panjang

Ramai saat launching, tapi pelanggan tidak kembali minggu berikutnya karena kecewa dengan rasa, pelayanan, atau harga.


5. Biaya Tersembunyi yang Menggerogoti Laba

Beberapa franchisor memungut:

→ Biaya bahan baku wajib dari pusat (tanpa opsi lokal)
→ Fee iklan nasional tapi mitra tidak merasakan dampaknya
→ Biaya pelatihan tambahan
→ Royalti tetap, walau omzet kecil

Tips:
Selalu minta simulasi cash flow dari mitra aktif — bukan hanya brosur.


6. FOMO: Frustasi karena Tergesa-gesa

Franchise yang sedang hype sering menciptakan ilusi “kesempatan langka”. Ada narasi seperti:

→ “Batch terakhir, segera ambil slot!”
→ “Sudah 300 cabang, kamu yang ke-301!”
→ “Kalau telat, kamu kehilangan pasar!”

Sayangnya, keputusan yang diambil karena FOMO (fear of missing out) jarang disertai riset yang matang.


Cara Menghindari Terjebak Franchise yang Hanya Terlihat Ramai

  1. Jangan cuma tanya ke pusat, tapi temui mitra aktif.
    Tanyakan: berapa omzet real, berapa persen profit, apa tantangan terbesarnya.

  2. Kunjungi gerai rame di jam sepi.
    Apakah tetap ramai atau hanya saat promosi?

  3. Cek apakah lokasi bisa eksklusif.
    Jangan sampai satu brand buka dua cabang dalam radius 500 meter.

  4. Minta simulasi keuangan realistik.
    Termasuk semua fee tambahan dan biaya operasional.

  5. Tunggu tren stabil.
    Brand yang tahan 1–2 tahun tanpa tutup cabang biasanya lebih siap jangka panjang.


FAQ: Franchise yang Tampak Sukses Tapi Sering Gagal

1. Apa tanda franchise yang hanya viral sesaat?
Sering buka banyak cabang dalam waktu cepat, terlalu bergantung pada endorse seleb, dan punya konsep produk yang cepat membosankan.

2. Kenapa banyak orang tetap tergoda?
Visual yang meyakinkan, testimoni yang diseleksi, dan rasa takut tertinggal mendorong orang mengambil keputusan tergesa-gesa.

3. Apa franchise viral selalu buruk?
Tidak selalu. Beberapa brand bisa sustain jika sistem dan SDM mereka memang sudah siap ekspansi.

4. Apa langkah pertama untuk menghindari penyesalan?
Lakukan riset ke lapangan, bukan hanya lewat media sosial atau brosur promosi.


Kesimpulan: Ramai Boleh, Tapi Sistem dan Laba Lebih Penting

Franchise yang sukses bukan cuma soal antrean panjang atau banyak cabang. Yang paling penting adalah profit konsisten, sistem yang teruji, dan dukungan franchisor yang jelas.

Jangan tertipu penampilan luar. Semakin banyak kamu riset, semakin kecil kemungkinan kamu kecewa.
Ingat, franchise itu bukan beli gerobak — tapi beli sistem dan peluang jangka panjang.

Jika kamu serius ingin balik modal cepat seperti Reza, maka langkah pertama bukan cari yang viral, tapi cari yang terbukti tahan lama.


Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung