7 Contoh Usaha UMKM Manufaktur Di Indonesia
Sektor manufaktur seringkali identik dengan pabrik berskala besar, mesin-mesin berat, dan modal miliaran rupiah. Padahal, jantung industri manufaktur di Indonesia juga berdetak kencang di skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
UMKM manufaktur adalah unit usaha yang fokus pada proses produksi. Mereka mengubah bahan baku atau barang setengah jadi menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi. Peran mereka vital dalam rantai pasok nasional. Artikel ini akan mengulas 7 contoh usaha UMKM manufaktur di Indonesia yang potensial dan terbukti tangguh.
1. Makanan dan Minuman Olahan
Ini adalah sektor UMKM manufaktur yang paling mudah kita temui. Usaha di bidang ini fokus pada pengolahan bahan mentah hasil pertanian, perkebunan, atau perikanan menjadi produk siap konsumsi atau siap masak.
Contohnya sangat beragam. Mulai dari usaha sambal kemasan, keripik singkong, abon sapi, ikan asin, hingga produksi kopi bubuk. Proses manufakturnya jelas. UMKM membeli cabai, singkong, atau biji kopi, lalu mengolahnya melalui proses (memasak, menggoreng, mengeringkan, menggiling) dan mengemasnya dengan baik.
Banyak brand makanan sukses berawal dari dapur rumahan. Seiring pertumbuhan, pemilik usaha sering dihadapkan pilihan antara fokus di produksi atau ekspansi pasar. Bagi Anda yang tertarik berekspansi di dunia F&B namun mencari model bisnis yang lebih praktis, sistem franchise autopilot bisa menjadi pertimbangan, di mana operasional harian sudah terkelola.
2. Fashion dan Garmen Skala Kecil
Indonesia dikenal dengan kreativitas industri fashionnya. Di level UMKM, ini terwujud dalam bentuk usaha konveksi, garmen skala kecil, atau rumah produksi batik dan tenun.
Para pelaku usaha ini tidak sekadar menjual baju. Mereka adalah produsen. Mereka membeli kain lembaran (polos atau bermotif), benang, kancing, dan ritsleting. Kemudian, mereka melakukan proses manufaktur seperti pembuatan pola, pemotongan kain, penjahitan, hingga finishing (pemasangan label dan pengemasan).
Usaha sepatu kulit atau tas kulit buatan tangan (handmade) yang memiliki bengkel produksi sendiri juga termasuk dalam kategori UMKM manufaktur fashion.
3. Kerajinan Tangan (Handicraft)
Sektor ini memiliki nilai tambah yang sangat tinggi karena menggabungkan keterampilan tangan (skill) dengan nilai seni dan budaya. UMKM manufaktur kerajinan tangan mengubah bahan baku lokal menjadi produk fungsional atau dekoratif.
Contohnya adalah usaha kerajinan anyaman yang mengubah serat alam (rotan, pandan, eceng gondok) menjadi tas, keranjang, atau tikar. Contoh lain adalah perajin keramik yang mengolah tanah liat menjadi gerabah, piring, atau vas bunga. Usaha ukiran kayu dan topeng juga merupakan bagian dari industri ini.
4. Mebel dan Furnitur
Banyak yang mengira usaha mebel hanya toko yang menjual kembali produk jadi. Padahal, inti dari UMKM manufaktur mebel adalah bengkel produksi atau workshop itu sendiri.
Usaha ini mengolah kayu gelondongan, papan kayu, atau rotan mentah menjadi produk furnitur seperti kursi, meja, lemari, dan rak. Prosesnya melibatkan desain, pemotongan, perakitan, pengamplasan, dan pengecatan. UMKM di sektor ini, seperti di Jepara atau Bali, bahkan banyak yang berhasil menembus pasar ekspor.
5. Kosmetik dan Produk Perawatan Tubuh
Dalam beberapa tahun terakhir, industri kosmetik lokal (local brand) mengalami kebangkitan. Banyak dari brand tersebut yang bermula dari skala UMKM.
UMKM manufaktur kosmetik fokus pada formulasi dan produksi produk perawatan tubuh. Contohnya adalah sabun herbal, body lotion, essential oil (minyak atsiri), lulur, atau skincare dengan skala produksi yang masih terbatas. Tentu saja, untuk industri ini, proses manufakturnya harus ketat dan wajib memenuhi standar BPOM untuk menjamin keamanan produk.
6. Produk Herbal dan Jamu
Sejalan dengan tren gaya hidup sehat, permintaan produk herbal dan jamu terus meningkat. UMKM manufaktur di bidang ini berperan penting dalam modernisasi jamu tradisional.
Mereka mengolah berbagai empon-empon atau tanaman obat (jahe, kunyit, temulawak) menjadi produk yang lebih praktis dikonsumsi. Contohnya adalah jamu bubuk instan, minuman kesehatan dalam kemasan botol, atau kapsul herbal. Proses ekstraksi, pengeringan, dan pengemasan higienis adalah inti dari manufaktur di sektor ini.
7. Industri Pendukung (Komponen dan Kemasan)
Contoh UMKM manufaktur terakhir mungkin tidak menjual produknya langsung ke konsumen akhir, namun perannya sangat krusial bagi industri lain. Mereka adalah industri pendukung.
Mereka memproduksi barang setengah jadi atau komponen. Contohnya adalah usaha percetakan kemasan (kardus, label, standing pouch), usaha pembuatan komponen mesin sederhana, atau bengkel yang memproduksi spare part kendaraan dari logam. Tanpa mereka, banyak UMKM lain akan kesulitan mendapatkan pasokan komponen dan kemasan yang memadai.
Kesimpulan
Ketujuh contoh di atas membuktikan bahwa sektor manufaktur sangat luas dan tidak hanya didominasi oleh pabrik raksasa. UMKM manufaktur adalah tulang punggung yang senyap, berfungsi menambah nilai bahan baku lokal, menyerap tenaga kerja, dan menggerakkan roda ekonomi di komunitas mereka.
Memulai bisnis manufaktur memang membutuhkan ketekunan dalam mengelola proses produksi. Namun, jika Anda lebih tertarik pada model bisnis yang sistemnya sudah teruji dan siap jalan, platform seperti Buka Outlet dapat membantu Anda menemukan berbagai peluang usaha dan kemitraan yang telah terverifikasi dan sesuai dengan minat Anda.