Mitos Vs Fakta: 7 Kesalahpahaman Tentang Bisnis Franchise Di Indonesia

Bisnis Franchise: Harapan vs Realita
Bagi banyak pegawai kantoran seperti Dina (29 tahun), bisnis franchise terlihat sebagai solusi instan: tinggal bayar, dapat brand, lalu tinggal duduk manis menunggu untung. Tapi benarkah semudah itu?
Sayangnya, tidak selalu demikian. Dunia franchise punya sistem dan peluang yang menjanjikan — tapi juga banyak diselimuti mitos yang bisa menjebak pemula. Agar tidak salah langkah, mari kita kupas satu per satu kesalahpahaman umum dan fakta sebenarnya di lapangan.
1. Mitos: Franchise Pasti Untung
Fakta:
Tidak ada bisnis yang “pasti” untung, termasuk franchise. Meskipun brand-nya dikenal, keberhasilan tetap tergantung eksekusi, lokasi, dan kemampuan manajemen mitra. Banyak juga kasus franchise yang tutup karena salah kelola, bukan karena brand-nya gagal.
2. Mitos: Balik Modal Selalu Cepat (3–6 Bulan)
Fakta:
Balik modal sangat tergantung pada jenis bisnis, lokasi, dan biaya operasional. Franchise makanan ringan di lokasi ramai bisa balik modal dalam 6 bulan, tapi jasa laundry di area sepi bisa butuh 1–2 tahun. Jangan percaya janji manis brosur semata — selalu cek perhitungan realistis.
3. Mitos: Gak Perlu Kerja Keras, Semua Sudah Diatur
Fakta:
Sistem boleh disiapkan, tapi eksekusi tetap butuh kerja nyata. Bahkan franchise yang minim operasional sekalipun tetap butuh kontrol kualitas, rekrut pegawai, cek stok, dan tangani komplain pelanggan. Franchise bukan autopilot.
4. Mitos: Franchise Lebih Aman daripada Bisnis Sendiri
Fakta:
Franchise bisa lebih terarah, tapi bukan berarti tanpa risiko. Kamu tetap bisa rugi jika:
-
Salah pilih lokasi
-
Tidak paham target pasar
-
Tidak disiplin menjalankan SOP
Banyak mitra franchise yang gagal karena menganggap sistem franchise akan "menjamin" segalanya.
5. Mitos: Modal Sudah Termasuk Segalanya
Fakta:
Banyak biaya tambahan yang sering tidak disebutkan dalam brosur. Misalnya:
-
Biaya sewa tempat (jika belum termasuk)
-
Peralatan tambahan atau dekorasi
-
Gaji pegawai
-
Royalti atau biaya pembelian bahan baku berkala
Pastikan kamu tanya detail sebelum teken kontrak.
6. Mitos: Semua Franchise Cocok untuk Pemula
Fakta:
Tidak semua franchise ramah untuk pemula. Beberapa brand butuh pengalaman manajerial, kemampuan marketing lokal, atau modal operasional yang kuat. Ada franchise yang cocok untuk belajar, dan ada yang lebih cocok untuk investor berpengalaman.
7. Mitos: Semakin Terkenal Brand-nya, Semakin Aman
Fakta:
Brand besar justru sering punya standar tinggi dan kontrol ketat. Jika kamu tidak sanggup memenuhi ekspektasi mereka, bisa jadi sulit bertahan. Selain itu, persaingan antar mitra dalam satu wilayah bisa tinggi jika zonasinya longgar.
Tips Memilih Franchise Secara Realistis
→ Lihat track record mitra sebelumnya, bukan hanya reputasi brand
→ Minta data keuangan realistis, bukan hanya “simulasi ideal”
→ Pelajari sistem pelatihan & dukungan dari pusat
→ Pahami kontrak dan biaya tambahan secara detail
→ Coba riset lapangan di outlet yang sudah ada
FAQ: Bisnis Franchise untuk Pemula
1. Apakah franchise cocok untuk yang belum pernah bisnis?
Cocok, tapi harus pilih yang ada pelatihan intensif dan sistem support kuat.
2. Apakah saya bisa sambil kerja kantoran?
Bisa, asal kamu punya orang yang bisa kamu percaya untuk operasional harian.
3. Apa yang harus saya hindari saat memilih franchise?
Jangan tergoda hanya karena brand viral atau diskon kemitraan dadakan. Utamakan sistem dan transparansi.
4. Apakah lebih baik bisnis sendiri atau franchise?
Tergantung tujuanmu. Franchise cocok kalau kamu ingin sistem siap pakai, bisnis sendiri cocok untuk kamu yang siap uji coba dari nol.
Kesimpulan
Bisnis franchise memang menawarkan jalur yang lebih terstruktur, tapi bukan tanpa tantangan. Banyak mitos yang beredar, terutama di media sosial dan iklan promosi. Penting untuk melihat fakta dan realita di lapangan sebelum mengambil keputusan.
Jangan terbuai janji cepat balik modal atau cuan tanpa kerja keras. Franchise tetaplah bisnis yang perlu dikelola dengan penuh tanggung jawab. Kalau kamu siap mental dan mau belajar, franchise bisa jadi awal langkah bisnismu yang serius dan berkelanjutan.
Sudah siap membedakan antara promosi dan kenyataan? Saatnya jadi pebisnis yang cerdas — bukan hanya tertarik, tapi juga terukur.