Loading...

Berita

Berita / Checklist Sebelum Tanda Tangan Kontrak Franchise

Checklist Sebelum Tanda Tangan Kontrak Franchise

Ditulis Oleh : Admin Penulis
02/11/2025 10:35
Checklist Sebelum Tanda Tangan Kontrak Franchise

Memutuskan untuk membeli franchise seringkali terasa sebagai langkah besar yang menjanjikan. Antusiasme untuk segera memulai bisnis yang sudah terbukti seringkali mengalahkan kehati-hatian. Padahal, inti dari kemitraan ini terletak pada satu dokumen krusial yaitu surat kontrak franchise.

Menandatangani kontrak tersebut tanpa pemeriksaan mendalam adalah kesalahan fatal. Perjanjian ini akan mengikat Anda secara hukum, finansial, dan operasional selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, memiliki daftar periksa atau checklist adalah langkah wajib untuk melindungi investasi Anda.

Memahami Fundamental Bisnis Franchise

Langkah pertama sebelum Anda menyentuh pena adalah melakukan uji tuntas (due diligence). Jangan hanya tergiur oleh nama besar brand atau tren yang sedang viral. Anda harus menyelidiki sejarah dan reputasi franchisor (pemberi waralaba).

Cari tahu rekam jejak mereka. Apakah mereka memiliki riwayat sengketa dengan mitra sebelumnya? Bagaimana ulasan dari para franchisee yang sudah bergabung? Kunjungi beberapa outlet yang sudah beroperasi dan tanyakan pengalaman mereka secara langsung.

Informasi ini sangat penting untuk memvalidasi apakah model bisnis yang ditawarkan benar-benar berjalan sesuai janji. Tanyakan mengenai tantangan yang mereka hadapi, seberapa responsif tim pusat, dan apakah dukungan yang diberikan sesuai dengan yang tertera di proposal awal.

Aspek Legalitas dan Administrasi

Ini adalah bagian yang tidak bisa ditawar. Legalitas adalah pondasi dari bisnis Anda. Franchisor yang profesional dan sah wajib mengantongi semua dokumen hukum yang disyaratkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjalankan model bisnis waralaba.

Periksa kelengkapan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Dokumen ini adalah bukti bahwa franchisor telah memenuhi persyaratan legal untuk menawarkan waralaba. Selain itu, pastikan mereka memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) dan izin operasional lain yang relevan.

Poin krusial berikutnya adalah Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), terutama status merek dagang. Pastikan merek tersebut sudah terdaftar atas nama franchisor dan masih aktif masa berlakunya. Jangan sampai Anda berbisnis menggunakan merek yang ternyata masih dalam sengketa atau belum terdaftar.

Menelaah Dokumen Perjanjian (Kontrak)

Kontrak franchise biasanya tebal, padat, dan penuh dengan istilah hukum. Sangat disarankan untuk tidak memeriksanya sendirian, meskipun Anda merasa sudah paham. Gunakan jasa profesional seperti konsultan hukum yang memiliki spesialisasi di bidang waralaba.

Biaya konsultasi hukum di awal jauh lebih murah dibandingkan kerugian finansial dan energi yang mungkin Anda alami di masa depan akibat klausul yang merugikan.

Perhatikan dengan saksama bagian Hak dan Kewajiban. Apa saja yang wajib Anda lakukan sebagai penerima waralaba (franchisee)? Dan apa saja yang wajib disediakan oleh franchisor? Ini harus tertulis dengan sangat jelas, spesifik, dan terukur.

Periksa juga durasi kontrak. Berapa lama Anda berhak menggunakan merek tersebut? Bagaimana syarat dan biaya jika Anda ingin melakukan perpanjangan kontrak? Apakah ada jaminan perpanjangan, atau franchisor berhak menolak perpanjangan?

Jangan lupakan klausul terkait pemutusan hubungan kerja (terminasi). Pahami kondisi apa saja yang memungkinkan salah satu pihak mengakhiri kontrak sebelum waktunya. Serta, bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa jika terjadi perselisihan di kemudian hari.

Analisis Keuangan dan Biaya

Transparansi finansial adalah kunci. Franchisor yang baik harus memberikan laporan keuangan atau setidaknya proyeksi bisnis yang realistis, bukan sekadar janji manis. Anda harus meminta rincian biaya awal secara detail dan tertulis.

Apa saja yang termasuk dalam franchise fee (biaya awal)? Apakah sudah termasuk biaya peralatan, desain interior, dan stok bahan baku pertama? Tanyakan apakah ada biaya tersembunyi lainnya yang mungkin muncul saat proses persiapan outlet.

Selanjutnya, pahami biaya operasional berkelanjutan. Berapa persen royalty fee yang harus Anda bayar dari omzet? Apakah ada marketing fee (biaya pemasaran nasional) yang ditarik setiap bulan? Biaya-biaya ini akan memengaruhi profitabilitas Anda.

Minta proyeksi keuangan untuk menghitung kapan Anda akan mencapai Break Even Point (BEP) dan berapa estimasi Return on Investment (ROI). Proyeksi ini harus didasari oleh data yang valid, bukan asumsi optimistis semata.

Platform seperti Buka Outlet hadir untuk menjembatani kebutuhan ini. Kami membantu calon investor menemukan mitra bisnis yang sudah terkurasi, terutama bagi Anda yang mencari franchise autopilot dengan model bisnis yang jelas dan proyeksi keuangan transparan.

Dukungan dan Operasional

Alasan utama Anda membeli franchise adalah karena Anda membeli sistem yang sudah terbukti berjalan. Oleh karena itu, aspek dukungan (support) dari franchisor sangat vital bagi kesuksesan Anda, terutama jika Anda baru di industri tersebut.

Tanyakan dalam kontrak, dukungan apa saja yang akan Anda terima? Apakah ada pelatihan awal untuk Anda dan karyawan? Pelatihan harus mencakup aspek teknis (pembuatan produk) dan manajerial (operasional harian, keuangan).

Bagaimana sistem pasokan bahan baku? Apakah terpusat atau Anda boleh mencari pemasok sendiri selama memenuhi standar? Sistem yang terpusat menjamin kualitas namun bisa berisiko jika logistiknya bermasalah.

Apakah franchisor menyediakan dukungan pemasaran berkelanjutan untuk outlet Anda? Atau Anda diharapkan melakukan pemasaran lokal sendiri?

Hal penting lainnya adalah wilayah eksklusif. Apakah Anda mendapatkan proteksi teritori? Artinya, franchisor tidak akan membuka outlet lain (baik milik mereka atau franchisee lain) dalam radius tertentu dari lokasi Anda. Ini sangat penting untuk menghindari kanibalisme pasar.

Terakhir, pastikan Anda mendapatkan buku panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang lengkap dan detail. SOP inilah yang menjamin konsistensi kualitas produk dan layanan di semua cabang, yang merupakan inti kekuatan bisnis franchise.

Waspadai Tanda Bahaya (Red Flags)

Selama proses negosiasi, perhatikan beberapa tanda bahaya. Jika franchisor memberikan janji yang terlalu muluk seperti "pasti untung besar dalam 3 bulan" atau "bisnis tanpa risiko", Anda patut curiga.

Bisnis apapun memiliki risiko. Franchisor profesional akan menjelaskan risiko tersebut secara terbuka dan bagaimana sistem mereka membantu memitigasi risiko tersebut.

Waspada juga jika franchisor terkesan enggan, menghindar, atau lambat dalam memberikan data legalitas atau draf kontrak untuk Anda pelajari. Transparansi adalah kunci kemitraan yang sehat.

Kontrak yang sengaja dibuat rumit, ambigu, atau sangat berat sebelah juga merupakan tanda bahaya. Kontrak yang baik harus adil dan seimbang, melindungi kepentingan kedua belah pihak. Jangan pernah menandatangani kontrak dalam kondisi terburu-buru atau di bawah tekanan.

Penutup

Menandatangani kontrak franchise adalah sebuah komitmen jangka panjang yang serius. Ini bukan keputusan yang bisa diambil dalam semalam hanya karena brand-nya sedang viral atau terlihat ramai. Ini adalah investasi besar yang melibatkan uang, waktu, dan reputasi Anda.

Gunakan checklist di atas sebagai panduan utama Anda. Lakukan verifikasi berlapis pada setiap poin, jangan ragu bertanya sedetail mungkin, dan selalu gunakan bantuan profesional hukum. Kesabaran dan ketelitian Anda di tahap awal akan menentukan kesuksesan dan ketenangan bisnis franchise Anda di masa depan.


Ingin Konsultasi Lebih Lanjut?

Bergabunglah dengan kemitraan BukaOutlet saat ini juga!
Hubungi Kami untuk Bergabung