Tidak Semua Franchise Cocok Untuk Semua Orang: Ini Cara Menilai Kecocokan Bisnismu

Jangan Asal Pilih Franchise Hanya Karena Viral
Bagi banyak anak muda seperti Salsa, mahasiswa semester akhir yang ingin langsung terjun ke dunia bisnis, franchise tampak menarik. Tanpa harus membangun merek dari nol, sistem sudah tersedia, dan produknya pun sering kali sudah populer.
Namun, banyak orang kecewa karena memilih franchise yang sebenarnya tidak cocok dengan gaya hidup, kepribadian, atau kapasitas mereka. Supaya kamu tidak jadi salah satunya, yuk pelajari cara menilai kecocokan sebelum beli franchise.
1. Kenali Dulu Dirimu: Waktu, Minat, dan Skill
Sebelum memilih franchise, coba jawab beberapa pertanyaan berikut:
-
Apakah kamu punya waktu untuk operasional harian atau butuh yang bisa dijalankan pasif?
-
Apakah kamu suka berjualan makanan, jasa, atau lebih tertarik produk digital?
-
Apakah kamu senang berinteraksi langsung dengan orang atau lebih suka kerja di balik layar?
-
Apakah kamu punya skill tertentu seperti memasak, promosi di media sosial, atau manajemen stok?
Misalnya, jika kamu suka interaksi sosial dan aktif di media sosial, franchise minuman kekinian atau edukasi anak bisa jadi pilihan menarik. Tapi kalau kamu lebih suka bekerja dari rumah, franchise digital atau frozen food rumahan lebih cocok.
2. Sesuaikan dengan Dana yang Kamu Miliki
Modal adalah faktor penting. Jangan hanya melihat harga “paket” di brosur, tapi juga hitung biaya operasional setelahnya. Berikut gambaran kasarnya:
-
Jika kamu hanya punya dana di bawah Rp15 juta, fokuslah ke usaha ringan seperti booth jajanan, minuman sachet, atau PPOB.
-
Kalau kamu punya Rp20–50 juta, kamu bisa pilih laundry kiloan, frozen food, atau usaha barbershop kecil.
-
Untuk modal di atas Rp75 juta, pertimbangkan usaha dengan sistem lebih kompleks seperti minimarket, café, atau franchise edukasi skala penuh.
3. Sesuaikan dengan Gaya Hidupmu
Cara hidupmu juga mempengaruhi jenis usaha yang bisa kamu jalankan secara konsisten.
Kalau kamu mahasiswa atau freelancer, carilah franchise yang fleksibel secara waktu dan bisa dijalankan via HP, seperti reseller digital atau bisnis online. Kalau kamu ibu rumah tangga, pilih bisnis yang bisa dilakukan dari rumah tanpa ganggu rutinitas keluarga — misalnya frozen food atau snack rumahan. Kalau kamu masih kerja kantoran, pilih franchise yang minim operasional harian seperti laundry self-service atau mesin kopi otomatis.
4. Pastikan Sistem dan Dukungan dari Franchisor
Franchise yang baik bukan cuma jualan paket, tapi juga menyediakan:
-
Pelatihan awal sebelum buka
-
SOP yang mudah dipahami pemula
-
Pendampingan di masa awal operasional
-
Materi promosi dan branding yang bisa kamu pakai langsung
Kalau franchisor hanya fokus promosi “cepat balik modal” tanpa menjelaskan detail sistem, kamu perlu berhati-hati.
5. Jangan Tergoda Hanya karena Tren
Viral belum tentu bertahan lama. Banyak orang ikut tren franchise makanan atau minuman yang naik daun sesaat, lalu ditinggalkan pelanggan dalam beberapa bulan.
Coba pilih bisnis dengan karakteristik seperti:
-
Produk yang dibutuhkan rutin setiap hari
-
Permintaan tinggi dan tidak musiman
-
Bisa repeat order (seperti laundry, frozen food, isi ulang)
Lebih baik memilih franchise yang stabil daripada yang hanya populer sementara.
6. Jadi Konsumen Dulu Sebelum Jadi Mitra
Langkah sederhana tapi sangat penting: coba beli produknya dulu. Rasakan kualitasnya. Tanyakan ke mitra lain tentang pengalaman mereka. Lihat langsung outlet yang sudah berjalan — apakah ramai, bersih, pelayanan baik?
Ini jauh lebih meyakinkan daripada hanya membaca katalog atau menonton video promosi.
FAQ: Cara Menentukan Franchise yang Cocok
1. Apakah franchise cocok untuk pemula?
Bisa, asal sistemnya mendukung dan kamu benar-benar siap belajar serta aktif menjalankan operasional.
2. Apakah saya perlu skill khusus?
Tergantung jenis bisnisnya. Tapi umumnya, kamu perlu minimal pemahaman dasar tentang promosi dan pelayanan pelanggan.
3. Apa bahaya jika salah pilih franchise?
Kerugian finansial, stres karena tidak cocok, dan bahkan konflik jika melibatkan keluarga atau teman sebagai partner.
4. Bisakah saya menjalankan franchise sambil kuliah atau kerja?
Bisa, tapi pilih yang fleksibel dan bisa didelegasikan sebagian. Misalnya, bisnis digital, produk ready stock, atau sistem dropship.
Kesimpulan
Franchise memang bisa jadi jalan cepat masuk dunia bisnis, tapi tidak semua cocok untuk semua orang. Jangan sekadar ikut tren atau tergoda janji cuan cepat. Lihat lebih dalam: apakah kamu punya waktu, minat, dan sumber daya untuk menjalankannya?
Menyesuaikan pilihan franchise dengan kepribadian, gaya hidup, dan kapasitasmu akan membuatmu lebih siap dan tahan banting dalam perjalanan bisnis.
Jadi sebelum memutuskan, kenali dulu dirimu — karena franchise yang cocok adalah yang bisa kamu jalankan dengan konsisten dan bahagia.